tag:blogger.com,1999:blog-75971362052118813572024-03-05T14:34:18.620-08:00Emmy HamidiyahUnknownnoreply@blogger.comBlogger35125tag:blogger.com,1999:blog-7597136205211881357.post-51005215352855105842013-05-11T07:03:00.003-07:002013-05-11T07:18:24.556-07:00Kalimat Tauhid, Pembuka Pintu-Pintu Surga<div style="text-align: justify;">
<div style="text-align: justify;">
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-right: -10.0pt; text-align: justify;">
<div style="text-align: justify;">
<div style="text-align: justify;">
<div style="text-align: justify;">
<span lang="EN-US"><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Hari ini saya menemukan buku
yang menarik di rak buku kami. 40 Nasehat Langit </span></span><span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;">judulnya. Karangan Syekh ‘Abd al-Hamid al-Anquri, terbitan Serambi. Buku ini sangat menarik, karena mengajarkan makna akidah dan ibadah berdasarkan hadis ditambah dengan
kisah-kisah yang menginspirasi. Banyak
kisah yang baru bagi saya, sehingga sulit berhenti sebelum
membaca 40 topik tersebut. Buku ini dibuka dengan topik paling mendasar dalam ajaran Islam,
yaitu Tauhid. Inilah kisahnya.</span></div>
</div>
</div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-right: -10pt; text-align: center;">
<div style="text-align: justify;">
<div style="text-align: justify;">
<div style="text-align: justify;">
<span lang="EN-US"><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></span></div>
</div>
</div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-right: -10pt; text-align: center;">
<div style="text-align: center;">
<div style="text-align: center;">
<div style="text-align: center;">
<span lang="EN-US"><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><b>KALIMAT TAUHID, PEMBUKA PINTU-PINTU
SURGA</b></span></span></div>
</div>
</div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; text-align: justify;">
<div style="text-align: justify;">
<div style="text-align: justify;">
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
</div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 27.0pt; margin-right: -10pt; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<div style="text-align: justify;">
<div style="text-align: justify;">
<div style="text-align: justify;">
<blockquote class="tr_bq">
<i><span lang="EN-US"><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Rasulullah saw bersabda : ”Siapa bersaksi bahwa tidak
ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan Allah,
maka Allah mengharamkan neraka
kepadanya.”</span></span></i></blockquote>
</div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<div style="text-align: justify;">
<i><span lang="EN-US"><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></span></i></div>
</div>
</div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-right: -10.0pt; text-align: justify;">
<div style="text-align: justify;">
<div style="text-align: justify;">
<div style="text-align: justify;">
<span lang="EN-US"><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Abu Muhammad ibn Ibrahim al- Washiti
menuturkan, “Seseorang berdiri di padang Arafah. Lalu ia berthawaf
dengan menggenggam tujuh batu. Ia berseru, ‘ Hai batu-batu, saksikanlah bahwa aku telah bersaksi tiada tuhan yang
patut disembah selain Allah dan Muhammad
adalah hamba dan utusan-Nya.’ Orang itu
lalu tertidur dan bermimpi. Dalam mimpinya, ia melihat seakan-akan hari
kiamat telah datang dan ia pun dihisab. Ternyata, ia diputuskan untuk
dimasukkan ke dalam neraka. Ketika para malaikat menggiringnya ke neraka,
tiba-tiba ia melihat satu batu dari
tujuh batu itu melindungi dirinya di depan neraka. Para malaikat penyiksa
berkumpul untuk mengangkat batu-batu itu. Anehnya, mereka tidak sanggup
menggeser batu-batu tersebut barang sedikit pun. Orang itu pun dibawa ke pintu
lainnya. Tiba-tiba ia pun melihat satu batu dari tujuh batu itu yang telah
menutup pintu neraka. Lagi-lagi, para malaikat tidak mampu mengangkat batu itu.
Akhirnya, ia dibawa ke pintu-pintu lainnya sampai pada pintu yang ketujuh,
namun keadaannya pun sama. Di setiap pintu neraka terdapat sebuah batu.
Kemudian, orang itu dibawa ke ‘Arasy. Allah Swt. Berfirman, ‘Hamba-Ku itu telah
disaksikan oleh batu-batu. Batu-batu itu tidak menyia-nyiakan hakmu. Maka,
bagaimana mungkin Aku akan menyia-nyiakan hakmu. Aku menjadi saksi atas
kesaksian yang telah kamu ucapkan. Karena itu, masukkanlah dia ke surga.’
Ketika orang itu telah dekat dengan pintu surga, ternyata pintu-pintu surga
masih terkunci rapat. Tiba-tiba datanglah kesaksian bahwa tidak ada tuhan yang
patut disembah melainkan Allah dan Muhammad adalah Rasulullah. Maka,
pintu-pintu surga terbuka dan orang itu pun memasukinya.”</span></span></div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<div style="text-align: justify;">
<span lang="EN-US"><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></span></div>
</div>
</div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-right: -10.0pt; text-align: justify;">
<div style="text-align: justify;">
<div style="text-align: justify;">
<div style="text-align: justify;">
<span lang="EN-US"><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Selain kisah tersebut,
juga diceritakan bahwa Abu
‘Abd Allah r.a. berkata, “La ilaha illa Allah Muhammad Rasul Allah terdiri atas
24 huruf. Jika seorang hamba mengucapkan kalimat ini dengan jujur, maka Allah
Swt. akan berfirman, ‘Aku telah mendatangkan 24 huruf dan Aku telah menciptakan
waktu sehari semalam selama 24 jam. Setiap
dosa yang kamu perbuat di jam-jam tersebut, baik dosa kecil maupun dosa besar;
dosa yang dilakukan secara terang-terangan maupun dosa yang dilakukan secara
sembunyi-sembunyi; kesalahan yang disengaja maupun kesalahan yang tidak
disengaja; dan dosa yang berupa perkataan maupun dosa yang berupa perbuatan;
maka Aku akan mengampuni dosamu dengan kemuliaan kalimat La ilaha illa Allah
Muhammad Rasul Allah.’”</span></span><br />
<span lang="EN-US"><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></span></div>
</div>
</div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-right: -10.0pt; text-align: justify;">
<div style="text-align: justify;">
<div style="text-align: justify;">
<div style="text-align: justify;">
<span lang="EN-US"><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Diriwayatkan dari ‘Atha’—semoga Allah merahmatinya—mengenai
firman Allah Swt., "Siapa yang membawa kebaikan, maka ia memperoleh
(balasan) yang lebih baik daripadanya.” Yaitu, barang siapa mengucapkan “La
ilaha illa Allah Muhammad Rasul Allah,” maka baginya pahala surga. Dan, “Barang
siapa membawa kejahatan, maka disungkurkanlah muka mereka ke dalam neraka.”
Yakni, barang siapa berbuat syirik akan dijebloskan ke dalam neraka.</span></span><br />
<span lang="EN-US"><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></span></div>
</div>
</div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-right: -10.0pt; text-align: justify;">
<div style="text-align: justify;">
<div style="text-align: justify;">
<div style="text-align: justify;">
<span lang="EN-US"><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Al-Hasan al-Bashri—semoga Allah merahmatinya—meriwayatkan mengenai
firman Allah Swt., “Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula).” Yakni,
tidak ada balasan perkataan “La ilaha illa Allah Muhammad Rasul Allah,” kecuali
surga.</span></span><br />
<span lang="EN-US"><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></span></div>
</div>
</div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-right: -10.0pt; text-align: justify;">
<div style="text-align: justify;">
<div style="text-align: justify;">
<div style="text-align: justify;">
<span lang="EN-US"><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Dalam salah satu riwayat
dikisahkan bahwa ketika Allah
Swt. menenggelamkan Firaun dan
menyelamatkan Musa, Musa berkata, “Ya Allah, tunjukkanlah kepadaku suatu amalan
yang akan saya kerjakan sebagai rasa syukur kepada-Mu, karena nikmat yang telah
Engkau berikan kepadaku.” Maka, Allah Swt.
berfirman, “Hai Musa, katakanlah, ‘La ilaha illa Allah.’ Nabi Musa
a.s. masih belum merasa puas dengan
amalan tersebut dan meminta amalan lainnya. Maka, Allah Swt. berfirman, “Hai Musa, seandainya kamu
meletakkan tujuh langit dan tujuh bumi dalam satu piringan timbangan. Lalu kamu
meletakkan kalimat ‘La ilaha illa Allah’ dalam piringan timbangan lainnya, maka
sungguh piringan timbangan ‘La ilaha illa Allah’ akan lebih berat.’”</span></span><br />
<span lang="EN-US"><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></span></div>
</div>
</div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-right: -10.0pt; text-align: justify;">
<div style="text-align: justify;">
<div style="text-align: justify;">
<div style="text-align: justify;">
<span lang="EN-US"><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Dari kisah-kisah tersebut dikatakan bahwa kalimat “La ilaha illa
Allah” adalah kunci pembuka surga. Namun, setiap kunci mesti ada
gerigi-geriginya hingga kunci itu bisa digunakan untuk membuka pintu. Di antara
gerigi-gerigi itu adalah bersihnya lidah orang yang berzikir dari perkataan
dusta dan ghibah; sucinya hati orang yang khusyuk dari rasa dengki; sucinya perut dari makanan yang haram dan
syubhat; serta sucinya anggota tubuh yang sibuk mengabdi kepada Allah dari
perbuatan maksiat.</span></span></div>
</div>
</div>
</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7597136205211881357.post-44993919054681864642013-05-11T07:01:00.001-07:002013-05-11T07:15:45.337-07:00<span style="font-weight: normal;"><span style="text-align: justify;"><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Assalamualaikum wr.wb.</span></span></span><br />
<span style="font-weight: normal;"><span style="text-align: justify;"><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></span></span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Cukup lama blog ini tidak diupdate. Hampir tiga tahun saya mengabaikannya, tak pernah menengoknya lagi. Perasaan malu dan tidak ingin narsis, adalah salah satu alasan mengapa blog ini diistirahatkan. Karena tidak harus mengupdate blog, maka saya pun tidak menulis lagi. Meskipun ingin, tapi ujung-ujungnya hanya berhenti sampai tahap niat. Saya masih suka membaca berbagai macam buku, mengikuti segala macam training dari yang gratis sampai yang berbayar mahal, namun ilmu atau pengetahuan atau informasi itu seolah terbang tak berbekas. Hangat dan semangat sesaat setelah membaca atau training. Tapi besoknya, lenyap bagai debu tertiup angin. Bahkan sekedar untuk menceritakan isi buku atau training itu kepada seseorang, saya kesulitan untuk menyampaikan poin-poinnya secara runut.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif; text-align: justify;"><div style="text-align: justify;">Sampai suatu saat teringat pada ungkapan “<i>Ikatlah ilmu dengan menulis</i>”. Haaa…..inilah jawaban mengapa ilmu itu tidak pernah tahan lama menempel di saya. Selain sebab terbesar yaitu tidak mengamalkannya. Terdorong semangat untuk mengikat ilmu, saya mencoba menulis kembali. Kekhawatiran narsis, mudah-mudahan terhapus dengan niat bahwa blog ini menjadi media untuk berbagi inspirasi, ilmu dan informasi. Blog ini sekaligus menjadi sarana untuk menjaga komimen agar disiplin menulis, setiap hari. Dan semoga hal-hal kecil ini ada manfaatnya bagi banyak orang. </span><br />
<span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif; text-align: justify;"><br /></span>
<span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif; text-align: justify;">Dengan memohon petunjuk dan ridlo Nya, </span><span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif; text-align: justify;">Bismillahirrahmanirrahim</span><span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif; text-align: justify;">… Blog ini hadir kembali untuk berkontribusi bagi perkembangan pribadi-pribadi yang lebih baik..</span><br /></div>
<span style="font-weight: normal;">
</span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7597136205211881357.post-87471964238734410712013-05-10T18:49:00.002-07:002013-05-10T18:49:40.772-07:00<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjwtgLR6pLPZGk1jq1T4DL15L28F-CoMrakcKOZg-1QYaRSCjniqyljR6SHD0GvYveHad4OBOYtN7ju1Ov85BR6DgRhqQ9fcgpaYKkgMZ8WAoT7DkaCQpM0gAsoL6zkWBnCj_7HfTjO6S67/s1600/pemandangan.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="245" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjwtgLR6pLPZGk1jq1T4DL15L28F-CoMrakcKOZg-1QYaRSCjniqyljR6SHD0GvYveHad4OBOYtN7ju1Ov85BR6DgRhqQ9fcgpaYKkgMZ8WAoT7DkaCQpM0gAsoL6zkWBnCj_7HfTjO6S67/s400/pemandangan.jpg" width="400" /></a></div>
<br />Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7597136205211881357.post-72534602154258886372009-08-19T03:36:00.000-07:002010-01-26T07:26:05.382-08:00Marhaban Ya Ramadhan, Mari Berpuasa!<span style="font-family: trebuchet ms;font-family:georgia;" ><span style="font-style: italic;">Alhamdulillah Ramadhan, bulan yang penuh berkah semakin dekat. Saat yang dirindukan telah menjelang, saat berasyik masyuk dengan Sang Kuasa. Rasulullah dan para sahabat selalu menyambut Ramadhan dengan kegembiraan penuh dan khawatir umurnya tidak pernah sampai ke Ramadhan sehingga berdoa : Allahuma bariklana fii sya’ban, wa balighna ramadhan.”, ya Allah, berkahilah kami pada bulan Sya’ban dan sampaikan kami ke bulan Ramadan.</span><span> (HR. Ahmad dan Tabrani). </span><br /><br />Puluhan kali Ramadhan kita lewati tanpa bekas yang berarti. Ingatan tentang puasa masih seputar rasa lapar, haus, lemas, ngantuk, pusing, tak produktif dan seabreg hal-hal remeh lainnya. Sehingga saat Idul Fitri tiba kita pun bersorak seolah terbebas dari masa penderitaa. Kita sering lupa mengevaluasi kualitas puasa kita. <span style="font-style: italic;">Akankan puasa yang telah dilakukan puluhan kali ini mendekatkan kita pada tujuan puasa yaitu menjadi orang-orang yang bertaqwa?<br /><br /></span>Di Ramadhan kali ini, mari kita niatkan sekuat hati untuk berpuasa. Puasa artinya mengendalikan diri. Jika untuk hal-hal yang halal saja harus mengendalikan diri, apalagi untuk hal-hal yang haram. Misalnya, berdusta, berbohong atau berkata tidak benar baik hal kecil apalagi hal besar. Coba perhatikan kebiasaan kita. Betapa mudahnya berbohong. <span style="font-style: italic;">“Sudah jalan,” </span>begitu jawab kita saat ditelepon seseorang yang janjian mau ketemu, padahal baru berangkat ke luar rumah. Banyak lagi kebohongan-kebohongan sepele yang mestinya bisa dihindari, tapi toh kita lakukan karena kita anggap itu hal kecil. Berbohong seolah-olah bukan suatu dosa. Padahal, kecil ataupun besar, berkata dusta tetaplah hal yang dimurkai Allah. Betapapun kecilnya, berbohong membuat puasa kita sama sekali tak bernilai. <span style="font-style: italic;"> “Barang siapa yang tidak meninggalkan kata-kata dusta dan perbuatannya, maka niscaya Allah tidak akan membutuhkan penahanan dirinya dari makanan dan minuman (tidak membutuhkan puasanya).” </span><span>(HR. Bukhari)</span><br /><br />Ramadhan kali ini mari belajar berpuasa, mengendalikan diri untuk tidak mengatakan kebohongan. Mari belajar jujur. Mulai dari meningggalkan kebohongan-kebohongan yang tak perlu yang resikonya paling dimarahi teman, atasan atau pasangan, apalagi kebohongan yang hanya bersifat iseng dan main-main. Kalau sudah terbiasa berkata benar sebulan penuh, insya Allah bibit kejujuran kita pun tumbuh berkembang sampai pasca Ramadhan.<br /><br />Berpuasa artinya sabar. Mari berpuasa, artinya belajar bersabar menghadapi sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginan kita. Tidak mudah marah, tidak gampang tersinggung, menahan diri untuk mengkritik, menyalahkan, mengeluh dan berputus asa. Allah saja begitu sabar melihat tingkah dan kelakukan kita yang sering membantah dan membangkang. Allah tidak begitu mudah menghukum, member kesempatan kita untuk memperbaiki diri. Sabar juga berarti pemaaf dan lebih berempati pada perasaan orang lain.<br /><br />Berpuasa, juga berarti mengendalikan diri terhadap keinginan untuk memiliki, menguasai sesuatu secara berlebihan, terutama harta. Kewajiban zakat, infak dan shadaqah diturunkan sebagai alat pemaksa manusia agar membatasi kecintaannya akan harta. Karena pada dasarnya manusia adalah makhluk yang tak pernah puas, Allah menjanjikan pahala yang berlipat-lipat bagi orang yang mau berinfak dan bershadaqah kepada orang lain di bulan mulia ini. Rasulullah yang sangat dermawan pun, berlebih-lebih lagi kedermawanannya di bulan Ramadhan ini.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Marhaban ya Ramadhan, Mari berpuasa.</span><br />Banyak hikmah yang akan didapat dengan berpuasa. Kejujuran, kesabaran, kemurahan hati adalah obat bagi segala penyakit fisik dan jiwa. Berbagai penelitian ilmiah telah membuktikannya. Ramadhan mestinya menjadi latihan rutin fisik dan jiwa kita. Dengan terus belajar berpuasa, minimal satu kualitas jiwa yang positif akan kita miliki secara bertahap. Hingga suatu saat kita bisa mencapai tujuan puasa.<br />Mari belajar berpuasa dengan benar. Jika hanya menahan lapar dan haus, belum tentu kita mendapatkan kebaikan Ramadhan.<br /><br /><span style="font-style: italic;"> “……….. maka barang siapa yang tidak memperoleh kebaikan Ramadhan, sungguh ia tidak mendapatkan kebaikan itu buat selama-lamanya (merugi)”. HR Ahmad, Nasaa’I dan Baihaqy.<br /><br /></span><span style="font-weight: bold;">Marhaban Ya Ramadhan 1430 H. </span><br />Ya Allah berikan kami kesempatan berpuasa dengan benar di Ramadhan kali ini, agar kami tumbuh menjadi pribadi yang berbeda. Pribadi dengan jiwa yang kuat, bersih, taat sehingga kapanpun Engkau memanggilnya, dia akan siap dan bersenang hati mendatangi Pemiliknya. Dan Engkau pun senang menerima kepulangannya.<br />Amin.</span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7597136205211881357.post-69308474384180535912009-02-01T03:06:00.000-08:002010-01-26T07:26:13.090-08:0012 - Lima hari berbagi Kasih di bumi jihad Gaza : Catatan Perjalanan BAZNAS ke Gaza-Palestina<p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify"><b><i>Ketiga</i></b>, seorang mujahid sedang diserang bertubi-tubi oleh tank Israel. Sang mujahid berlari-lari menyelamatkan diri dari kejaran tank, tiba-tiba tembakan tank terkena pohon besar yang langsung tumbang menjatuhi sang mujahid.<br /></p><p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify">Tentara Israel mengira sang mujahid sudah tewas sehingga meninggalkan tempat itu. Alhamdulillah, sang mujahid justru selamat terlindungi pohon, dia hanya lecet-lecet dan kembali ke pasukannya semula.</p> <p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify"><b><i>Karomah keempat</i></b>, ketika ada keluarga yang anggota keluarganya menjadi syahid, mereka memutuskan untuk menguburkan jenazah-jenazah syahid tersebut dalam satu makam. Mereka menggali makam salah seorang keluarganya yang syahid tujuh tahun lalu.<br /></p><p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify">Dan saat digali, subhanallah..... jenazah itu masih utuh, awer persis sama seperti saat dimakamkan. Wajahnya masih bersih, rambut gondrongnya sebahu juga rapi bahkan dahinya masih berkeringat seolah-olah baru dimakamkan. Ini membuat mereka semakin yakin akan kekuasaan Allah dan membuat mereka semakin merindukan syahid.</p> <p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify"><b><i>Karomah kelima,</i> </b>seorang mujahid ditugaskan untuk menjaga jalan masuk Gaza agar tank-tank Israel tidak masuk ke Gaza City. Karena jumlah mujahid yang terbatas, lokasi itu hanya dijaga oleh seorang mujahid. Dengan tugas yang strategis tersebut sang mujahid tidak bisa meninggalkan tempat untuk keperluan pribadi. Karena setiap saat ada tank yang lewat yang harus dia tembak. Dia hanya berbekal kurma. Berkat bantuan Allah sang mujahid kuat duduk berjaga, mengintai jalanan dalam cuaca yang sangat dingin itu selama sebulan!</p> <p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify"> </p> <p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify">Cerita tentang kepengecutan tentara Israel juga beredar.<br /></p><p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify">Saking takutnya mereka kepada para mujahidin, dikabarkan mereka selalu menggunakan pampers saat bertugas di dalam tank, agar mereka tak perlu keluar tank saat buang hajat.</p> <p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify"><br /></p> <p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify"> Subhanallah.....</p> <p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify">Gaza memang luar biasa. Dengan karakter penduduknya yang sangat islami, suara hafalan Qur’an yang terus-menerus berkumandang, dan semangat jihad yang tak pupus, sangatlah wajar kalau Allah begitu mencintai mereka, sehingga keberkahan tetap terasa meski di tengah suasana perang.</p> <p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify"> Dengan kecintaan dan perlindungan Allah, kemenangan Gaza hanyalah soal waktu. Innallaha ma’al shabirin begitu keyakinan mereka.</p> <p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify"> Selamat berjuang rakyat Gaza, kami mendukung dan selalu mendoakanmu.</p>Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7597136205211881357.post-30024634627666482112009-02-01T03:02:00.000-08:002010-01-26T07:26:17.510-08:0011 - Lima hari berbagi Kasih di bumi jihad Gaza : Catatan Perjalanan BAZNAS ke Gaza-Palestina<p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify">Kesan yang paling mendalam, karomah-karomah yang terjadi di Gaza. Dari jama’ah masjid kami mendapatkan cerita tentang karomah-karomah yang terjadi selama masa agresi. Setidaknya ada lima karomah yang saya ingat. </p> <p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify"><b><i>Pertama</i>,</b> pasukan malaikat turut berperang di Gaza. Ini terbukti dari cerita seorang mujahid yang lolos dari tawanan Israel. Ketika tertawan tentara Israel, dia diinterogasi tentang jumlah mujahid dan menanyakan tentang pasukan berjubah putih yang ketika ditembak berkali-kali tidak mati.<br /></p><p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify">Karena merasa tidak mengenal pasukan tersebut, sang mujahid menjawab tidak tahu. Tentara Israel tidak puas dan berkali-kali menanyakan hal yang sama sambil mencederai sang mujahid sampai kakinya harus diamputasi. Sang mujahid tetap mengatakan tidak tahu. Berkat pertolongan Allah, mujahid yang cedera ini berhasil lolos dan menceritakan bantuan pasukan malaikat ini<i>.</i></p> <p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify"><b><i>Karomah kedua</i></b>, untuk melawan mujahidin, tentara Israel menyiapkan anjing-anjing doberman yang dibiarkan kelaparan untuk mengejar dan menyerang mujahidin di sekitar perbatasan Gaza.<br /></p><p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify">Suatu hari anjing-anjing doberman tersebut dilepas untuk memburu mujahidin, ketika si doberman sudah mendekat, sang mujahidin mengajaknya berbicara. Ya Anjing, kami sedang menjalankan perintah Allah untuk membela hak kami dan melawan kaum musyrikin, jadi jangan halangi kami, begitu kira-kira ucapan sang mujahidin dalam bahasa Arab kepada si doberman. Dan subhanallah, si anjing tiba-tiba berhenti, terdiam dan dengan menunduk kembali ke tentara Israeil.</p>Unknownnoreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-7597136205211881357.post-88003157533792214542009-02-01T02:59:00.000-08:002010-01-26T07:26:21.502-08:0010 - Lima hari berbagi Kasih di bumi jihad Gaza : Catatan Perjalanan BAZNAS ke Gaza-Palestina<p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify">Kesan lain, tentang anak-anak Gaza. Mereka adalah anak-anak riang, optimis tak terlihat mengidap trauma perang. Mereka sangat suka difoto. Saurin...saurin begitu katanya setiap melihat kami. Di Jabaliyah, saya dikerubuti lebih dari sepuluh anak usia 4-10 tahun yang bolak-balik mengajak salaman dan menginginkan saya mengingat dan menyebut nama-nama mereka. Ahmad, Muhammad, Musa, Abdurrahman dan sebagainya.... mereka sebutkan berulang-ulang sambil menunjuk dirinya. Ketika saya berhasil mengingat nama-nama dan muka-muka mereka yang mirip mereka berebut bersalaman dan bersorak-sorak gembira. Saya terharu, teringat anak-anak saya di rumah yang saat ini sedang tenang belajar, nyaman dan aman tanpa kekhawatiran apapun. Sebaliknya mereka, tetap riang dan semangat meskipun ancaman roket dan bom mengacung kepada mereka.</p> <p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify"> Subhanallah, ya Allah lindungilah mereka. Mereka anak-anak yang akan melanjutkan perjuangan Palestina. </p> <p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify">Semangat anak-anak juga terlihat di tahfidzul Qur’an, bahkan dalam suasana perang pun mereka tidak absen datang menghafal Qur’an. Semangat juga saya temukan pada diri Ahmad Yassin bin Alauddin Yassin. Bocah 5 tahun itu begitu bangga mengenakan kostum mujahid lengkap dengan ikat kepala hijau dan senapan mainan saat mendampingi ayahnya menerima kami.</p> <p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify"><br /></p> <p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify">Kesan berikutnya tentang pejabat Gaza. Di beberapa lembaga, kami menjumpai mereka sebagai orang-orang tawadhu’ yang selalu menjaga wudhu. Di Indonesia menjaga wudhu juga sudah banyak dilakukan masyarakat. Tapi di Gaza yang dingin, tentu tidak mudah untuk selalu menjaga dari dari hadas. Tapi mereka tidak berat melakukan sunnah Rasul tersebut.. </p> <p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify"><br /></p> <p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify">Kesan lain, seperti di negara Mesir dan saudi Arabia, softdrink seperti coca cola, pepsi, mirinda dll sangat mudah dijumpai, di warung maupun di jamuan makan. Bahkan pepsi juga terlihat pada sebuah foto pertemuan pejabat Palestina yang dihadiri Syekh Ahmad Yassin. Saya agak heran, mengapa mereka yang benci Amerika dan Israel justru mengkonsumsi produk-produk mereka. Sementara di Indonesia, Malaysia dan negara lain termasuk Afrika Selatan (kata dokter Afsel yang saya temui di RS) sedang dikampainyekan boikot produk Amerika.<br /></p><p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify">Saya sempat bertanya kepada staf UCA tentang hal tersebut dan ternyata jawabannya cukup mengejutkan. Katanya seluruh produk yang kami konsumsi : daging, sayuran, buah-buahan, air kemasan, bahan pangan lainnya, pakaian dan sebagian besar produk berasal dari Israel. Jadi buat kami minum air putih sama saja dengan minum cocacola karena sama-sama produk Israel. Kami tidak punya pilihan. Kami mendukung perjuangan negara-negara muslim melalui boikot produk Amerika, tapi kami berjuang melalui perang dan senjata. O....jadi begitu, saya mulai bisa memahami mereka. Hanya sedikit warga Gaza yang memahami bahasa Inggris (sebagian besar kalangan akademisi) karena mereka begitu benci kepada Amerika sehingga tidak mau mempelajari bahasa mereka.</p> <p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify"><br /></p>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7597136205211881357.post-25184039697208753112009-02-01T02:56:00.000-08:002010-01-26T07:26:28.514-08:009 - Lima hari berbagi Kasih di bumi jihad Gaza : Catatan Perjalanan BAZNAS ke Gaza-Palestina<p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify">Jam 10 kami bertolak menuju Rafah. </p> <p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify"><br /></p> <p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify">Selamat tinggal Gaza, bumi para mujahid. Lima hari tinggal di sana banyak pelajaran dan hikmah yang harus diteladani dari masyarakat Gaza. Kesan pertama, mereka sangat memuliakan tamu. Mereka sangat senang menerima tamu. Di setiap tempat yang kami kunjungi, kami selalu diterima dengan hangat dan ramah, tulus tanpa dibuat-buat, disambut oleh seluruh pejabat lembaga di pintu gerbang mereka. Dijamu dengan baik, meskipun dengan sederhana tapi terlihat bahwa mereka begitu bersungguh-sungguh memberikan yang terbaik untuk tamu. Mereka bilang bahwa kewajiban memuliakan tamu adalah tiga hari, tapi untuk tim Indonesia mereka menyediakan waktu seminggu untuk melayani, mendampingi, mengantar dan menjamu kami. Bahkan mereka dengan sigap membayari souvenir yang kami pilih untuk oleh-oleh. Jumlah 850 sekhel sungguh tidak kecil untuk mereka, tapi saat kami ingin membayar sendiri mereka sangat marah. Sungguh merupakan kehormatan yang luar biasa menjadi tamu mereka. </p> <p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify"><br /></p> <p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify">Kesan kedua, budaya menebarkan salam. Setiap bertemu mereka selalu mengucapkan salam baik sesama mereka apalagi dengan kami. Di jalan, naik kendaraan, ketemu saat shalat, ketemu saat makan dan di mana saja, dengan siapa saja mereka mengucapkan salam. Orang-orang Ghaza sangat ramah, terbuka dan suka mengobrol. Di setiap kesempatan berjumpa, mereka selalu berinisiatif untuk menyapa dan mengajak kami mengobrol, meskipun sebagian besar tidak mengetahui bahasa asing. Setelah dua puluh tahun tanpa pernah melihat orang selain Palestina, Yahudi dan Arab, kini mereka sangat senang dan antusias bertemu dengan orang asing. Petugas cleaning service di RSIA, Ummu Muhammad, bahkan mengajak ngobrol saya setengah jam lebih tanpa masing-masing kami tahu persis artinya. Tapi saya bisa menangkap ceritanya tentang perang, bayi yang terbunuh, anaknya yang sembilan dan keinginannya untuk menelepon saya kalau saya sudah kembali ke Indonesia. Juga dia selalu memeluk dan memberikan <b><i>kiss by</i></b> (<i>mmua</i>h<i>...mmuah...mmuah..., </i>katanya berulang kali mewakili ciuman anaknya yang sembilan untuk saya<i>) </i>Wah..wah....benar-benar jenis komunikasi yang aneh. </p> <p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify"> Keramahan juga ditunjukkan oleh petugas imigrasi saat kami hendak keluar Rafah. Kami disambut dengan salaman dan pelukan di kantor imigrasi Palestina. Seingat saya baru di kantor imigrasi Palestina lah pendatang berpeluk-pelukan dengan petugas imigrasi.</p> <p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify"><br /></p> <p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify"><br /></p> <p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify">Kesan ketiga, orang-orang Gaza sangat optimis menghadapi kehidupan.. Mereka tinggal di apartemen atau rumah-rumah yang baik. Kebersihan fasilitas umum jauh lebih baik dibandingkan di wilayah Arab lainnya. Sesungguhnya kehidupan mereka tidak mudah Akibat blokade, krisis ekonomi cukup terasa. Di Gaza, penghasilan seorang dokter spesialis USD 1500 per bulan, dokter umum USD 5000-1000. Sedangkan untuk pegawai biasa gajinya USD 3000-5000. Pengangguran mendapat subsidi USD 2000 per bulan dari pemerintah. Biaya pendidikan & kesehatan gratis, termasuk untuk pengobatan penyakit-penyakit serius seperti kanker, lever, jantung atau penyakit berat lainnya yang biayanya puluhan ribu dollar. Untuk biaya kesehatan tersebut, gaji para pegawai dipotong asuransi sebesar USD 20 per bulan, sedangkan untuk pengangguran asuransi kesehatan dibayar pemerintah.. </p> <p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify">Harga barang cukup tinggi di Gaza dibandingkan dengan Jakarta. Secangkir teh seharga 3 sekhel (1 sekhel sekitar Rp. 2.000,-), roti is tanpa isi 3 sekhel. Kami pernah makan nasi berlima menghabiskan 250 sekhel. Dengan harga yang tinggi tersebut, penghasilan masyarakat sangat terbatas untuk hidup nyaman. Pendapatan Gaza sebagian berasal dari donasi luar negeri, termasuk Amerika Serikat. Jadi menurut mereka : kami ini disenangkan, digemukkan untuk kemudian ditembaki. Masya Allah....</p> <p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify"> </p> <p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify">Hebatnya, kehidupan masyarakatnya tetap damai (di luar adanya agresi), penampilannya tenang, nada bicaranya kalem, tidak ada pertengkaran laiknya di negara Arab lainnya. Paras wajahnya, perempuan dan laki-laki, yang manis dan lembut lebih banyak paras Persianya dibandingkan Arab. Saya sangat terkesan dengan Misrina, suster di RSIA yang cantik dan lembut dan juga Kholid Yassin, imam masjid Abbas yang sangat <b><i>cool </i></b> </p> <p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify">(pemuda 23 tahun, berjins & jaket kulit, hafidz Qur’an yang nada bicaranya halus dan selalu menunduk)<b>. </b>Kata Pak Okvianto, yang lebih <i>cool </i>justru muadzinnya, yang lebih berparas Persia, tapi karena saya tidak bertemu dengannya saya tidak bisa membandingkan keduanya. Yang jelas karena keduanya hafidz Qur’an, pasti mereka sama-sama keren. </p> <p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify"> </p> <p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify">Kesan keempat, sepandai apapun mereka menutupi kondisi kepedihan akibat perang, tetap saja perang menimbulkan kecemasan dan kengerian. Yang paling terasa adalah kerahasiaan yang sangat dijaga mereka. Di RS tidak ada catatan tentang jumlah pasien, data pasien dan kondisi mereka. Dokter Indonesia yang membantu hanya disodori status pasien saat hendak memeriksa, itupin didampingi petugas Gaza. Saya yang tinggal di RSIA tidak bisa mendapatkan data jumlah bayi yang lahir. Bayi yang lahir langsung dibawa pulang dibungkus dengan selimut rapat-rapat. Pasien yang mengalami <i>sectio caesaria </i>yang harus dirawat ditempatkan di ruangan khusus yang pintunya dikunci dan hanya dibuka oleh petugas ketika pengunjung menunjukkan keterangan. Saat saya mencoba menanyakan jumlah yang lahir, penanggung jawab RSIA menolak dan meminta saya menanyakan langsung kepada direktur RSIA. Tetapi melihat padatnya pengunjung dan besarnya RS saya kira ratusan bayi yang setiap hari dilahirkan di RSIA. Menurut informasi katanya ada 3000 an bayi yang lahir selama masa agresi. Alhamdulillah, mudah-mudahan semakin banyak bayi lahir di Gaza yang akan memperkuat tanah kelahiran mereka.</p> <p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify"><br /></p> <p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify">Kesan berikutnya<i>,</i> tanah Gaza memang bumi jihad. Warganya sangat sabar dan tabah. Mereka tidak takut kematian, bahkan anak-anak pun. Ketika saya tanya kepada<i> public</i> <i>relation</i> UCLA, ustadz Darul Qur’an, Ummu Suadatery (ibu tiga orang syuhada), Ummu Rasyid (cleaning service RSIA keturunan Afsel) apakah mereka tidak takut dengan kematian, jawaban mereka seragam : kematian adalah takdir Allah, yang tidak bisa dihindarkan. Kematian hanya terjadi jika memang sudah sampai takdirnya. Kalaupun meninggal, kami akan mendapat tempat yang lebih baik, begitu keyakinannya. <b>Subhanallah.</b></p> <p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify"><br /></p>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7597136205211881357.post-90862496301153949502009-02-01T02:53:00.000-08:002010-01-26T07:26:43.586-08:008 - Lima hari berbagi Kasih di bumi jihad Gaza : Catatan Perjalanan BAZNAS ke Gaza-Palestina<p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms; font-weight: bold;" align="justify"> <span style="font-size:100%;">31 Januari 2009</span></p> <p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;font-family:courier new;" align="justify"><span style="font-size:100%;">Sabtu pagi, kami direncanakan untuk bertemu keluarga syuhada lain. Mereka akan menjemput kami mengunjungi keluarga-keluarga tersebut sebelum kami meninggalkan Gaza. Tetapi suasana tidak memungkinkan, kami ditemui koordinatornya. Penyerahan bantuan, sisa uang kami terakhir 5.500 euro dilakukan di canadiano cafe, di kompleks RS Asy Shifa. </span></p> <p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;font-family:courier new;" align="justify"><span style="font-size:100%;">Canadiano cafe adalah meeting point favorit kami. Pertama, karena letaknya yang strategis, tepat di tengah lokasi RSIA tempat saya menginap dan mes dokter tempat tim bapak-bapak menginap. Kedua, di RSIA tidak ada fasilitas apa-apa, bahkan air putih pun, apalagi air panas dan sarapan. Kami harus menyediakan sendiri kebutuhan kami. Saya yang seharian keluyuran bahkan tidak sempat untuk menukar uang & mampir ke toko membeli apapun untuk persediaan di kamar. Di udara yang dingin membeku ini, secangkir teh atau cokelat panas sangat membantu untuk menghangatkan tubuh. Jadilah saya ke cafe untuk secangkir teh beraroma daun mint sambil menunggu Bapak-bapak saat janjian mau kunjungan. Ketiga, penjaga cafe ini, Yusuf Muhammad, sangat hangat menerima kami. Sambil menunggu bapak-bapak kami mengobrol panjang lebar. Dia menjelaskan foto-foto Gaza lama berbingkai rapi yang terpajang di dinding cafe. Masjid Omar Kabir di tahun 1920 an, Jl Omar Muchtar lama dan sejarah Gaza. Dia juga mengenal Indonesia dari televisi, dan yang paling diidngatnya adalah presiden Soekarno. Waduh, <i>out of date</i> sekali, padahal umur si Yusuf ini belum lewat 30 tahun. Sewaktu saya menanyakan tentang kemungkinan berdamai dengan Israel, dia mengatakan tidak. Meskipun selama ini Israel dan negara-negara pendukungnya berpura-pura baik, memberikan donasi, tapi semuanya palsu. Mereka ingin memusnahkan Palestina, begitu katanya. </span></p> <p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify"><span style="font-size:100%;"><br /></span></p>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7597136205211881357.post-60317695415973709432009-02-01T02:50:00.001-08:002010-01-26T07:27:23.872-08:007 - Lima hari berbagi Kasih di bumi jihad Gaza : Catatan Perjalanan BAZNAS ke Gaza-Palestina<p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify"> <span style="font-weight: bold;">30 Januari 2009</span></p> <p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify">Jum’at adalah hari libur di Gaza. RS sangat sepi. Kota terasa sangat lengang. Tidak ada penduduk yang berlalu lalang. Saya yang seharusnya mengunjungi beberapa lokasi lagi : rumah keluarga syuhada, masjid-masjid yang rusak dan anak-anak yatim disarankan oleh staf RS untuk tidak keluar kompleks RS Asy Shifa. Menurut mereka RS Asy Shifa saat ini adalah tempat paling aman di Gaza. </p> <p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify">Suasana terasa mencekam. Akhirnya kami memutuskan untuk segera menuntaskan amanah dan besok pagi harus keluar Gaza. Kemarin sebenarnya kami dijadwalkan untuk ketemu Menkes untuk menyerahkan bantuan untuk obat-obatan, peralatan medis dan fasilitas kesehatan lainnya terutama untuk korban agresi. Tetapi rupanya Menkes tidak datang sehingga penyerahan bantuan tertunda. Karena itu pagi ini kami berupaya menghubungi direktur RS Asy Shifa. Meskipun hari libur rupanya beliau sibuk sehingga hanya tersedia waktu 30 menit sebelum Jum’at untuk ketemu beliau. Alhamdulillah, BAZNAS menyerahkan 35.000 euro untuk perbaikan fasilitas di RSIA Asy Shifa dan biaya pengobatan korban agresi Israel dan KISPA menyerahkan bantuan sebesar USD 56.000. </p> <p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify">Sebelum penyerahan bantuan, ada satu hal kecil yang membuat saya agak kaget. Saat penjaga keamanan RSIA Asy Shifa tempat saya menginap mengantarkan kami ke ruang dr Hassan, tiba-tiba dia menanyakan ke pak Basit : Anda kemarin ke Darul Qur’an?. Kami heran kok dia bisa tahu, padahal dia hanya penjaga RSIA dan kami pergi jauh keluar dari RS.</p> <p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify">Bapak-bapak (Ust Ferry Nur, Pak Muhendri dan Pak Okvianto dan Pak Basit) berencana sholat Jum’at di masjid Darul Qur’an. Ust Ferry akan memberikan ceramah setelah sholat Jum’at. Saya tidak ikut, karena tradisi di Gaza tidak mengizinkan perempuan ke masjid. Dari beberapa masjid yang kami kunjungi, hanya masjid Abbas yang menyediakan tempat untuk perempuan, itupun sepi. Setelah menghadiri jamuan makan siang di rumah imam masjid, Bapak-bapak mengunjungi dua cabang Sekolah Tahfidzul Qur’an Darul Qur’an wassunah yang lain yaitu di masjid Ahmad Yassin dan di Sekolah Pemuda & Olahraga, yang merupakan satu-satunya cabang Darul Qur’an di luar masjid. Di sana kami memberikan bantuan untuk anak-anak yatim penghafal Al Qur’an. </p> <p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify"> </p> <p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify">Selepas sholat Jum’at ada demo besar di kantor Mahkamah Syariah Gaza yang hancur. Bapak-bapak tak ketinggalan ikut berdemo bersama rakyat Gaza lainnya. Suara sirene dan ambulance meraung-raung. Saya yang menunggu di RS hanya bisa menebak-nebak apa yang terjadi di luar kompleks RS Asy Shifa. Ya Allah, lindungilah kami, lindungilah warga Gaza. Selamatkan mereka dan berikan mereka tanah yang menjadi haknya.</p> <p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify">Setelah mengikuti demo, bapak-bapak anggota tim BAZNAS dan KISPA berziarah ke makam para syuhada termasuk makam Syekh Ahmad Yassin yang dilanjutkan dengan mengunjungi keluarga para syuhada. Kami pun menyalurkan bantuan kepada mereka.</p> <p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify">Ba’da maghrib kami ke masjid Abbas, yang terletak di Jl Omar Muchtar, jalan utama kota Gaza. Masjid Abbas terletak persis di samping kanan kantor kepolisian Gaza yang luluh lantak akibat bom. Sekali lagi ini menunjukkan bahwa Israel seringkali hanya mengincar target-target tertentu. Syekh Alauddin Yassin, ustadz masjid, membantu kami bertemu dengan anak-anak yatim korban agresi di masjid Abbas tersebut. BAZNAS menyerahkan bantuan 2.500 euro kepada mereka. </p> <p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify">Kami diundang makan malam di rumah Syekh Alauddin Yassin, di hayu Ramal yang berjarak sekitar 500 m dari masjid Abbas. Saya agak was-was berjalan diantara rombongan pemuda Palestina di jalan-jalan gelap. Meski tak segelap dan selengang Jabaliyah, jalanan di Gaza minim penerangan. Cahaya listrik hanya terlihat dari perumahan atau toko. Pertokoan buka sampai jam 9 malam. Dua hari terakhir ini saya agak paranoid terhadap serangan mendadak ketika berada di tengah kerumunan pemuda Palestina. Bayangan saya, di ujung-ujung jalan gelap itu sudah menunggu sniper. </p> <p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify">Keinginan kami untuk segera keluar Gaza semakin kuat ketika pak basit menceritakan bahwa pemuda yang menjumpai kami di gerbang RS kemarin ternyata mata-mata. Dia mengancam akan menangkap kami kalau kami keluar kompleks RS. Ketika ancaman tersebut disampaikan ke pengurus masjid Abbas, mereka meminta identifikasi lebih detil tentang si pemuda untuk dicari lebih lanjut. Waduh......ngeri. </p> <p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify">Jamuan makan malamnya sangat enak. Roti is dengan cacahan ayam & tuna bersaus thousand island ditambah pizza buatan sendiri dengan topping tomat & paprika. Yang mengejutkan ada sambal dabu-dabu dan sambal tomat segar yang disajikan diatas cobek kayu mirip di restoran Sunda.. Menu ini berbeda dengan jamuan makan siang yang diadakan imam masjid Darul Qur’an tadi siang yaitu nasi kebuli dengan seekor ayam utuh untuk setiap orang. Waduh !</p> <p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify">Kami juga diundang mengunjungi Syekh Amin Makany, seorang sufi <i>sepuh</i> yang tinggal tidak jauh dari rumah Syekh Alauddin Yassin. Beliau mendengar kedatangan tim Indonesia dan ingin bertemu, tapi karena lumpuh kami yang akhirnya berkunjung ke rumahnya. Beliau sangat gembira dikunjungii sampai menangis terharu. Rumahnya sangat sederhana, meskipun keempat putranya sukses menjadi dokter, insinyur dll dan beliau memang ingin zuhud. Seluruh tim didoakan beliau sambil menangis. Insya Allah, Allah mengabulkan doa orang suci tersebut.</p> <p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify">Jam 9 malam, kami diantar mengunjungi masjid Omar Kabir. Masjid ini adalah masjid terbesar di Gaza, yang letaknya sangat tersembunyi, berada diantara toko-toko di pasar yang padat. Perjalanan ke sana benar-benar mencemaskan. Hanya dua mobil kami yang melintas di jalanan lengang dan gelap. Saat mobil kami berhenti di pojok jalan yang sangat gelap, saya benar-benar khawatir. Beberapa pemuda berjas / jaket hitam langsung mengerumuni mobil kami. Tim turun dari mobil dan mengetuk sebuah pintu tua. Setelah menunggu beberapa saat, pintu dibuka dan rombongan diantar masuk menuruni tangga dengan penerangan cahaya telepon genggam. </p> <p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify">Saya yang tidak tahu bahwa itu pintu masjid (di atas pintu tidak ada tulisan apapun), bahkan hampir menolak turun, dan ingin menunggu di mobil. Sekali lagi paranoid saya kambuh, khawatir itu adalah tempat pertemuan kelompok mereka dan di langit ada mata-mata yang mengincar dari udara. Di sisi lain menunggu di dalam mobil pun saya lebih takut lagi, karena lorongnya begitu gelap dan sepi. Apalagi mendengar adanya penculikan-penculikan yang masih sering terjadi. </p> <p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify">Setelah mereka mengajak bergabung dan meyakinkan bahwa di dalam sangat aman, saya pun ikut turun. Begitu kami sampai di dalam, generatornya dinyalakan. Dan ternyata, SUBHANALLAH! Ini adalah masjid yang sangat indah dan besar.<br /></p><p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify"><br /></p> <p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify">Masjid Omar Kabir, sudah menjadi tempat peribadatan sejak 500 tahun sebelum Masehi. Ketika Kristen menguasai Gaza, tempat itu diubah menjadi gereja kecil. Saat khalifah Umar bin Khattab masuk Gaza, pertama kali beliau berniat sholat di situ. Pendeta menawarkan kepada khalifah Umar untuk sholat di gereja itu. Tapi beliau menolak dan sholat di samping gereja. Kemudian oleh khalifah Umar gereja kecil itu diubah menjadi masjid dan kaum Kristen diberi tempat untuk membangun gereja lagi tak jauh dari masjid tersebut. Seiring berkembangnya Islam, masjid Omar bin Khattab terus diperbesar sehingga disebut Omar Kabir. Saat perang dunia kedua, masjid dihancurkan Inggris karena dianggap sebagai tempat penyimpanan senjata dan dicurigai di dalam masjid terdapat terowongan persembunyian tentara Turki. Tetapi menurut imam masjid, yang masih famili dari Ismail Haniyya, terowongan itu sesungguhnya saluran air dan sekarang pun sudah ditutup karena tidak berfungsi.</p> <p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify">Saat ini masjid Omar Kabir sedang diperluas dan direnovasi. Tetapi karena larangan pengiriman bahan bangunan dari luar Gaza, renovasi terbengkalai. Meski belum selesai, semua aktivitas penting rakyat Gaza dilakukan di masjid itu. Para syuhada, termasuk Ahmad Yassin disholatkan di masjid Omar Kabir. PM Ismail Haniyya juga sering berdoa di masjid ini. Kegiatan hafidzul Qur’an tak pernah sepi dilakukan di masjid ini. Mereka hanya berdoa semoga Allah melindungi masjid indah dan bersejarah yang menjadi simbol rakyat Gaza ini dijaga dan dilindungi Allah dari kehancuran. Hasbunallah wa nikmal wakiil, begitu doa rutin mereka.</p> <p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify"><br /></p> <p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify">Jam 11 malam kami diantar ke RS Asy Shifa. Saya khawatir gerbang RSIA sudah ditutup, karena kalau tutup, saya tidak tahu harus bermalam di mana. Tapi alhamdlillah malam itu ada pasien yang datang mau melahirkan sehingga pintu masih dibuka. Malam itu paranoid saya kambuh lagi, ketika tengah malam pintu kamar digedor petugas yang melakukan pengecekan. Saat saya buka mereka menanyakan siapa saya, darimana, berapa orang di kamar dan sebagainya. Ketika saya katakan kami berdua, mereka ingin melongok ke dalam kamar dan menanyakan siapa yang satu lagi. Dr Nur yang sudah hampir terlelap dan rapat tertutup selimut (karena udara sangat dingin) pun kaget dan terbangun. </p> <p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify">Saya benar-benar khawatir, sepak terjang saya yang keluyuran ke pelosok-pelosok Gaza sudah terekam petugas. Masalahnya bahkan orang Gaza pun sulit menentukan apakah orang-orang sekitar itu kawan atau bukan? Dr. Nur juga sangat khawatir. Kabar bahwa ada tiga orang dokter RS Asy Shifa yang terbunuh dan bahkan para dokter itu sebagian tidak berani mengendarai mobil ke RS karena mobilnya sudah ditandai membuat kami tak bisa menikmati tidur malam itu. Alhamdulillah, malam itu tak terjadi apa-apa. Allah menjaga kami. Hasbunallah wa nikmal wakiil, saya mengikuti doa orang-orang Gaza. </p> <p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify"> </p>Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7597136205211881357.post-58069439844751662072009-02-01T02:46:00.000-08:002010-01-26T07:28:25.447-08:006 - Lima hari berbagi Kasih di bumi jihad Gaza : Catatan Perjalanan BAZNAS ke Gaza-Palestina<p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms; font-weight: bold;" align="justify">29 Januari 2009</p> <p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify">Hari kedua di Gaza. Suhu udara lebih dingin dari hari sebelumnya. Dengan fasilitas kamar mandi seadanya, kami terbiasa untuk mandi sehari sekali. Untunglah di udara dingin ini tidak ada keringat yang keluar, sehingga saat tidak mandi kami cukup mengelap badan menggunakan tissue basah.</p> <p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify"><br /></p> <p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify">Pagi ini kami diantar Kholid Yassin, imam masjid Abbas untuk berkunjung ke Darul Qur’an wassunnah (DQS), pusat hafidzul Qur’an terbesar di Gaza. Kami disambut dengan hangat oleh direktur DQS Syekh Hamdi Madukh, Madrasah tahfidzul Qur’an wassunnah berdiri sejak tahun 1993, mempunyai 7 cabang di beberapa wilayah Gaza. Saat ini jumlah muridnya 12.000 orang laki-laki dan perempuan. Madrasah ini berhasil mencetak hafidz/hafidzoh hanya dalam waktu 2 bulan ditambah 1 bulan untuk penyempurnaan. DSQ menerima murid dari segala usia, terbayak umur 10-12 tahun. Pendidikan berbiaya USD 100 per orang ini diberikan secara gratis, dalam dua shift yaitu pagi jam 9-12 dan sore jam 4-8 malam. Dana operasional berasal dari lembaga dan donatur dalam serta luar negeri. Saat ini alumni DSQ mencapai 7.000 orang, target tahun 2009 mengeluarkan 10.000 hafidh dan 30.000 orang khatam Al Qur’an (program tialawah) Ada 50 anak yg menjadi syahid.selama serangan Israel dlm 20 hari ini. Guru hafidz 1200 orang, dimana seorang guru membimbing 10-12 orang. Metode hafalan dilakukan dengan mengulang hafalan setiap hari selama 2-3 jam, dan hafalan dimulai dari juz Amma, baru dlanjutkan ke juz berikutnya.</p> <p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify"><br /></p> <p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify">Fasilitas DQS sangatlah lengkap dan rapi sehingga kegiatan menghafal Qur’an menjadi saat yang menyenangkan seperti anak-anak mengikuti les atau mata pelajaran lanilla. Kami bertemu dengan Abdurrahman ar raquut, 8 tahun yang telah mampu menghafal 7 juz dengan sempurna. Kegiatan menghafal Qur’an sangat marak di Gaza, dan terlihat dari jumlah halaqah yaitu lebih dari 1000 halaqah tahfidzul Qur’an. Melihat maraknya kegiatan menghafal Qur’an tak heran jika semangat rakyat Gaza tak pernah hilang untuk memperjuangkan kemerdekaannya. Dan mendengar mereka membaca ayat-ayat jihad berulang-ulang, rasanya wajar kalau mereka selalu merindukan gelar syuhada.</p> <p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify"><br /></p> <p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify"> BAZNAS memberikan sumbangan sebesar 5.000 Euro untuk mendukung operasional DQS. Sedangkan Kispa memberikan USD 10.000 untuk guru-guru DQS dan USD 7.000 untuk anak-anak penghafal Qur’an di 7 cabang.</p> <p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify"><br /></p> <p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify">Jam 12 siang, kami kembali ke RS Asy Shifa untuk dijemput pejabat UCLA. Saat saya dan pak Basit duduk di depan gerbang RS, datang seorang laki-laki sekitar 25 tahun menghampiri kami. Saya tidak terlalu memperhatikan laki-laki itu karena perhatian saya sedang tertuju lepada rombongan siswi SMP yang akan menjenguk temannya di RS. Laki-laki itu bertanya dari mana kami, apa yang kami kerjakan di sini dan sebagainya sebagaimana pertanyaan warga Gaza lain saat menjumpai kami. Tapi kemudian dia berbicara dengan nada tidak ramah dan cepat dan langsung berlalu dari depan kami. Saya Belem sempat bertanya ke Pak Basit tentang perkataannya, karena jemputan sudah datang. Kami langsung berangkat dan lupa tentang kejadian itu. </p> <p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify"><br /></p> <p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify">Siang ini kami akan memberikan bantuan ke UCLA. BAZNAS memberikan bantuan 10.000 Euro dan KISPA memberikan USD 10.000. Bantuan diterima langsung oleh Dr. Yahya R. Sharraj, rektor UCLA. Estela menyerahkan bantuan kami diantar melihat kerusakan bangunan, dan lapangan tempat pululan tank berjajar rapi asyik menembaki bangunan tujuh hari berturut-turut berselang-seling dengan tembakan roket dari udara.</p> <p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify"><br /></p> <p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify">Sore, kami kembali ke DQS untuk diantar mengunjungi cabang-cabangnya yang lain. Cabang pertama adalah DQS di Jabaliyah, darul Qur’an yang terbesar di wilayah Gaza utara. Gedung DQS setinggi 8 lantai di tengah perkampungan padat penduduk ini tak luput dari agresi Israel. 2 lantai teratas hancur. Tapi seperti lembaga lainnya di Gaza, kerusakan itu tak mengusik kegiatan menghafal Qur’an di lantai-lantai di bawahnya. Hancurnya DSQ ini semakin menguatkan kesan bahwa Israel benar-benar tepat dalam membidik sasaran, terbukti hanya bangunan DSQ yang runtuh, tak mengusik perkampungan di sekitarnya.</p> <p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify"><br /></p> <p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify">Di DSQ Jabaliyah, kami bertemu dan sempat diwawancara oleh TV Al Aqsa. Mereka heran mengana orang-orang Indonesia jauh-jauh datang ke Gaza, dan apakah tidak khawatir terhadap agresi yang sewaktu-waktu bisa terjadi. Di Jabaliyah juga, kami bertemu seorang bapak yang mengiba-iba meminta bantuan karena rumahnya rusak terkena pecahan roket. </p> <p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify"><br /></p> <p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify">Jabaliyah yang hanya berjarak 1,5 km dari perbatasan Israel memang daerah yang paling sering mendapat serangan. Dari gedung DQS bahkan terlihat perbatasan Israel dan bukit-bukit hijau tempat para mujahid bertempur. </p> <p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify"> Sepanjang jalan terlihat toko yang mensual lampu dan kompor minyak tanah. Listrik menjadi barang langka di kota ini. Sehingga ketika kami lewat di jabaliyah selepas maghrib, jalanan begitu gelap dan sepi. Kota diliputi kegelapan dengan sedikit sinar lampu menyeruak dari jendela rumah-rumah. Sebagian besar penduduk jabaliyah hádala pengungsi yang terusir dari wilayah yang kini diduduki Israel Di Jabaliyah, kami baru merasakan aroma perang, dan kecemasan karena sewaktu-waktu bisa terjadi serangan mendadak.</p> <p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify"><br /></p> <p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify">Jam 7.30 kami mengunjungi DQS Az Zaitun di Sabrán yang berpusat di masjid Abul Azzam. Meski sekelilingnya gelap, malam itu kegiatan DQS Az Zaitun sangat semarak dengan lantunan hafalan Qur’an dari berbagai jenis usia. Lantunan indah menggetarkan hati membuat kami merasa seolah-olah kami tidak memerlukan apa-apa lagi selain kecintaanNya. </p> <p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify"><br /></p> <p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify">Jam 9 malam, diantar staff DQS kami mencari makan malam. Bapak-bapak sudah kangen nasi jadi harus cari restoran yang ada menú nasinya. Dengan semangat mereka memesan, tapi sekali lagi kami terhenyak melihat porsinya yang sangat jumbo : nasi kebuli dengan setengah paha kambing melintang di setiap piring. Setelah bersusah payah menghabiskan dan ternyata tidak habis juga, nasi itu dibungkuslah untuk sarapan.</p> <p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify"><br /></p> <p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify">Balik ke RS Asy Shifa, saya disambut dr Nur Farhana dengan berita mengagetkan. Dr Prita dan dr Basuki secara mendadak harus kembali ke Kairo karena satu urusan penting. Dan jika keluar Rafah, artinya kemungkinan untuk kembali ke Gaza sangat kecil, karena harus mengurus perizinan kembali. Sejak sore ternyata dr Nur yang sendirian di kamar sangat khawatir karena mendengar suara rentetan tembakan di sekitar RS. Saya yang berada di luar justru tidak mendengar bunyi tembakan, mungkin karena saat itu sedang di Shabran larut mendengar hafalan Al Qur’an. Saya baru sadar suasana agak memanas setelah menerima sms yang bertubi-tubi dari Indonesia yang menanyakan kabar kami setelah mendengar berita dari televisi ada serangan di Gaza.</p> <p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify"> </p> <p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify">Malam itu saya tidur dengan gelisah, karena seharian ini kami mengunjungi lokasi-lokasi yang selama ini menjadi target penghancuran. Saya khawatir jika kegiatan kami sudah ditandai dan akan mempersulit izin kami untuk keluar Gaza. Karena saat ini yang dikhawatirkan rakyat Gaza bukan serangan terbuka, tapi jusru mata-mata di dalam. Dinding pun bertelinga, begitu kata mereka.</p>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7597136205211881357.post-76480681874389190122009-02-01T02:42:00.000-08:002010-01-26T07:28:27.713-08:005 - Lima hari berbagi Kasih di bumi jihad Gaza : Catatan Perjalanan BAZNAS ke Gaza-Palestina<p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify"> <span style="font-weight: bold;">28 Januari 2009</span></p> <p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify">Hari kedua di Gaza City. Alhamdulillah, meski dingin, cuaca hari ini lebih hangat dibandingkan dengan berita di TV yang katanya dibawah 0<sup>o </sup>C. Kehadiran tim Indonesia diterima secara formal oleh pemerintah Gaza. Jam 8 pagi wakil Menteri Kesehatan Gaza datang memberikan penyambutan resmi. Beliau menjelaskan kondisi Gaza akibat agresi Israel, antara lain : 1380 orang syuhada, 2000 rumah hancur, puluhan kantor pemerintah dan laboratorium di semua sekolah dimusnahkan. Juga 30 masjid rusak parah. Mereka membutuhkan banyak dana untuk membangun kembali fasilitas yang rusak. Bantuan untuk kesehatan diharapkan diserahkan langsung ke direktur RS Asy Shifa, Dr. Hassan. </p> <p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify"><br /></p> <p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify">Seusai pengarahan saya berjalan berkeliling RS. Di lobi penyakit dalam, saya bertemu seorang ibu yang menunggu Ahmad, 15 tahun, anaknya yang terkena pecahan bom di kepala. Suadatery, ibu yang berasal dari Shobron yang tabah ini tak kehilangan semangat meskipun telah kehilangan tiga anggota keluarganya mjd syahid. Berkali-kali beliau hanya mengucap kalimat tahlil, shalawat kepada Rasulullah dan hasbunallah wa nikmal wakiil.</p> <p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify"><br /></p> <p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify">Di halaman RS didirikan sebuah tenda berisi memorabilia agresi Israel : pecahan bom, mortir, missil dan poster-poster bergambar anak-anak & wanita yang menjadi korban, reruntuhan bangunan dan asap cendawan bom yang membumbung ke angkasa. Tenda tersebut ramai dikunjungi orang. Di taman-taman sekitar RS yang tertata rapi, puluhan pemuda 20 tahunan yang beberapa diantaranya membawa senjata di tangan sibuk berdiskusi sambil sesekali menoleh ke arah mobil yang lewat seakan menunggu seseorang atau mobil yang menjemput mereka. Ketika akhirnya ada sebuah pick up bak terbuka yang datang, mereka langsung melompat ke bak belakangnya dan melaju keluar RS. </p> <p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify"><br /></p> <p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify">Masjid besar di samping RS tak pernah sepi pengunjung. Saya tidak diizinkan masuk, karena tradisi di Gaza tidak ada perempuan yang ke masjid. Sesekali diumumkan nama-nama syuhada hari itu. Kami sempat bertemu imam masjid, seorang pemuda berumur 23 tahun, Kholid, hafidz Qur’an yang penampilannya sangat kasual yaitu berjaket wool dengan jins biru bahkan juga saat mengimami sholat berjamaah. Kholid adalah imam pengganti setelah imam yang sebelumnya, menjadi syuhada pada agresi Desember lalu.</p> <p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify"><br /></p> <p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify">Jam 12.30, ba’da zuhur, kami bersama tim dari negara-negara lain (total 4 bis) diantar pejabat yang berwenang mengunjungi beberapa lokasi yang terkena bom (city tour). Hampir semua bangunan pemerintah hancur juga bangunan perumahan (apartemen2). Menurut informasi, serangan untuk gedung pemerintah & sekolah biasanya dilakukan pada malam hari sehingga tidak ada korban. Tetapi untuk perumahan, ada telepon ke rumah-rumah tertentu yang meminta penghuni keluar dalam 5 menit. Setelah itu dibom. Serangan kadang juga ngawur : ternak, ladang, pohon-pohon tak luput menjadi sasaran, seolah tujuannya hanya ingin menghancurkan atau menunjukkan kekuasaan (show of force). Agresi juga seringkali tidak proporsional puluhan bom & tank diturunkan hanya untuk menghancurkan sebuah bangunan. <b><i>Astaghfirullah hal adziem.</i></b>....</p> <p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify"><br /></p> <p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify">Tujuan kunjungan pertama adalah University College Applied Science (UCA), perguruan tinggi khusus teknologi dan science termodern di Gaza. Rombongan disambut dengan seremonial khusus yaitu <b><i>ceremony of doctor honoring for supporting Palestina aggaints Israili attacts</i></b> di ruang pertemuan megah yang sebagian atap dan dindingnya bolong tapi telah ditutup dengan plastik. Setelah mendengarkan sambutan dari Rektor dan pejabat universitas serta melihat presentasi sebelum& sesudah UCLA, kami semua diberikan sertifikat Doctor Honouring karena telah mensuport rakyat Palestina, juga syal khas palestina dan gantungan kunci bergambar peta palestina. Kami mengunjungi kelas-kelas yang hancur, yang terutama dijadikan target adalah lab science, lab komputer dan lab animasi. Universitas ini mempunyai satu-satunya lab animasi di Gaza yang membuat games Road to Gaza yang rencananya akan diedarkan di seluruh negara muslim. Juga komik dan film-film animasi untuk menumbuhkan kecintaan anak-anak kepada masjidil Aqsa. Sayangnya baru enam bulan lab tersebut dipakai, dan belum sempat mengedarkan hasil produksinya, lab tersebut telah hancur. Puluhan tank yang ditempatkan di ladang tak jauh dari universitas dan puluhan roket yang ditembakkan dari pesawat selama 6 hari berturut-turut tak hanya merusak UCLA tetapi juga menghancurkan masjid kecil di sebelahnya.</p> <p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify"><br /></p> <p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify">Tapi hebatnya warga Gaza, begitu serangan berakhir, mereka segera berbenah: merapikan puing-puing, pecahan kaca, memasang plastik atau seng di dinding yang berlobang dan segera memulai perkuliahan. Universitas dengan 7.200 mahasiswa dan 350 dosen ini seolah tak terusik jadwal perkuliahannya dan sekarang sedang memasuki masa ujian. </p> <p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify"><br /></p> <p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify">Kunjungan kedua dilakukan ke Islamic University of Gaza, sebuah universitas Islam tebesar di Gaza. Bangunannya sangat megah dalam sebuah kompleks yang luas. Dari sekian banyak bangunan ternyata yang diincar adalah gedung laboratorium yang berlokasi tepat di tengah kompleks kampus. Bangunan 8 lantai seluas lebih dari 1000 meter itu pun luluh lantak. Saya heran sekaligus kagum, betapa jitu dan tepatnya Israel menembakkan bomnya, karena bisa menghancurkan sebuah lab tanpa menyentuh sedikitpun bangunan lain di sekitarnya. </p> <p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify"><br /></p> <p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify">Tujuan selanjutnya adalah rumah alm Syekh Ahmad Yassin, seorang tokoh Gaza yang menjadi syuhada. Rumah beliau sangat sederhana, di sebuah gang kecil gelap di Gaza City. Kami diterima oleh putranya yang menyambut tim dengan hangat, dan menjelaskan perjuangan dan semangat beliau. Kami juga menapak tilas jejak syahid beliau yang diserang sepulang sholat subuh di masjid kecil 100 m dari rumah beliau.</p> <p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify"><br /></p> <p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify">Waktu telah menunjukkan pukul 8 malam, tapi perjalanan belum berakhir. Kunjungan terakhir adalah RS kecil yang menjadi limpahan pasien saat RS Asy Shifa tidak mampu menampung. RS ini pernah merawat Ismael Haniyya, PM Gaza yang diserang Israel. Jam 9 lewat kami kembali ke RS Asy Shifa.</p> <p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify"><br /></p> <p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify"> Perjalanan memang cukup melelahkan. Tapi banyak pelajaran yang dapat dipetik dari perjalanan ini. Betapa kita harus lebih banyak bersyukur. Dibandingkan rakyat Gaza, penderitaan akibat kemiskinan kita bukanlah apa-apa. </p>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7597136205211881357.post-45725029233634567292009-02-01T02:38:00.000-08:002010-01-26T07:28:29.565-08:004 - Lima hari berbagi Kasih di bumi jihad Gaza : Catatan Perjalanan BAZNAS ke Gaza-Palestina<span style="font-family: trebuchet ms; font-weight: bold;font-family:lucida grande;" >27 Januari 2009</span><br /><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;font-family:lucida grande;" >Sejak subuh kami sudah di perbatasan Rafah. Pejabat KBRI direncanakan bertemu dengan Palang Merah Palestina untuk penyerahan ambulance tersebut jam 9. Jadi kami harus menunggu, sambil menunggu perbatasan dibuka. Rafah adalah kota kecil, di kiri kanannya yang gersang sesekali terlihat kebun bawang bombay yang kelihatan mengering. Ada juga kebun zaitun yang jarang-jarang. Di tengah-tengah kebun gersang di pinggir Rafah yang berbatasan dengan Gaza, konon menjadi muara ujung terowongan penghubung Gaza dengan dunia luar.</span><br /><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;font-family:lucida grande;" >Di perbatasan, bergabung dr Basuki dan 10 dokter BSMI yang sudah sejak sehari sbelumnya menunggu izin di Rafah. Karena belum mendapat izin masuk maka mereka menginap dulu di Arisy yang berjarak 40 km dari Rafah. Perbatasan Rafah hanyalah sebuah tempat dengan pintu gerbang yang dijaga tentara Mesir. Tidak ada bangunan sehingga para pencari izin hanya duduk-duduk menunggu di pinggir jalan tanpa peneduh, atau menunggu di sebuah warung kecil. Ada beberapa ibu berdagang korma dan kacang almond dengan kualitas rendah, mungkin hasil panennya sendiri. Kormanya masih terasa sepat dan kulit almondnya hitam dekil. Beberapa anak mengasong kurma, kacang almond dan kartu telepon perdana. Tanpa penginapan, maka para pencari izin biasanya menginap di Arisy, sebuah kota di pinggir laut mediterania yang menjadi tujuan wisata di musim panas. Di musim dingin seperti sekarang, banyak vila atau penginapan yang kosong sehingga para pencari izin masuk Gaza di Rafah sebagian besar menginap di Arisy.</span><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;font-family:lucida grande;" >Tak lama kemudian, juga datang tim Mer-C termasuk Ust Othman Shihab dari Arisy yang bahkan sudah tiga hari bolak-balik Rafah-Arisy menunggu izin untuk masuk Gaza. Kemudian tim Republika (termasuk Mas Naryo dari Dompet Dhuafa) juga bergabung dalam barisan pencari izin. Selain tim Indonesia dan penduduk Mesir dan sekitarnya, banyak tim dari negara-negara lain seperti Turki, Yunani, wartawan Belanda, Mer-C Malaysia, dokter Afrika Selatan dan banyak lagi. Truk-truk bantuan dari Kuwait, Arab Saudi, Mesir dan negara-negara sekitar menumpuk di depan gerbang menambah panjang antrian.</span><br /><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;font-family:lucida grande;" >Jam 9 pagi, saat pintu gerbang dibuka, tim KBRI dengan izin diplomatik khusus bisa masuk ke dalam pintu gerbang untuk menemui Palang Merah Palestina dan menyerahkan 4 ambulance yang dibawanya. Tapi kami tim kesehatan & kemanusiaan tidak bisa begitu saja lolos, harus menunggu izin dulu. Meski telah masuk pejabat2 KBRI tak kunjung keluar sehingga kami tidak tahu kabar terakhir tentang permohonan izin tim Indonesia.</span><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;font-family:lucida grande;" >Para calon pengunjung Gaza yang sudah mendapat izin berangsur masuk. Juga truk-truk bantuan. Tapi banyak juga truk bantuan yang setelah barangnya diperiksa akhirnya ditolak. Ambulance bawaan KBRI yang didalamnya berisi obat-obatan & peralatan kesehatan milik BSMI bisa masuk, tetapi 4 generator sumbangan dealer ambulance ditolak. Water purifier sumbangan Turki juga ditolak. Menurut informasi barang-barang yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas kehidupan seperti generator dan water purifier memang termasuk barang terlarang. Bahan pangan pun diseleksi ketat, yang diizinkan hanya susu dan makanan bayi .</span><br /><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;font-family:lucida grande;" >Waktu terus berjalan, dan kami terus menunggu. Menurut informasi, hari ini giliran tim kemanusiaan dan tim medis yang diizinkan masuk, sedangkan kemarin khusus untuk pers. Tapi informasi itu bisa setiap saat berubah. Terbukti bahwa pers pun terutama yang dari negara Eropa pagi ini justru masuk. Sedangkan tim medis belum. Jam 12, dokumen saya dan Pak Basit dikembalikan, dan katanya agar dicoba lagi besok. Sedangkan dokumen tim BSMI, Kispa & Mer-C belum ada kabarnya. Saya sudah hampir meninggalkan tempat mencari taksi menuju Arisy. Tapi kemudian saya berubah pikiran dan ingin menunggu di Rafah sampai saat tutup perbatasan yaitu jam 4 sore.</span><br /><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;font-family:lucida grande;" >Selepas jam 2 siang, tiba-tiba Haris (mahasiswa Indonesia di Kairo) yang membantu pejabat KBRI tiba-tiba muncul di pintu gerbang sambil membawa setumpuk paspor kami dan menyatakan bahwa kami semua diizinkan masuk. Alhamdulillah. Ini benar-benar pertolongan Allah melalui bantuan pejabat KBRI Pak Danang dan tim. Jadilah kami tiga perempuan Indonesia yang masuk ke Gaza.</span><br /><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;font-family:lucida grande;" >Bagi kami ini sungguh hari keberuntungan, karena kami tidak sampai menunggu berhari-hari untuk mendapatkan izin masuk Gaza.</span><br /><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;font-family:lucida grande;" >Setelah melewati imigrasi Mesir, dengan bis tua kami (18 orang tim BSMI, BAZNAS & Kispa) dan 11 orang Mer-C dibawa ke imigrasi Palestina. Suasana Rafah bagian Palestina sangat berbeda dengan Rafah Mesir. Taman yang asri terlihat di sekitar kantor imigrasi, pohon-pon kurma menghijau, rumput segar, dan pagar pohon semacam teh-tehan di Indonesia tertata rapi. Kantor imigrasinya sangat sederhana, tapi bersih. Di kantor imigrasi kami disambut oleh Jubir PM Gaza, yang menyampaikan ucapan selamat datang dan terima kasih atas kehadiran tim kesehatan & kemanusiaan dari Indonesia.</span><br /><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;font-family:lucida grande;" >Selanjutnya kami diantar ke Gaza City naik ambulance sumbangan Indonesia. Sepanjang perjalanan Rafah-Gaza City berjarak 40 km, kami disuguhi pemandangan yang menyejukkan mata. Kebun-kebun jeruk lebat dengan buah ranum siap dipanen menghampar sepanjang jalan. Juga kebun sayuran (paprika, tomat, terong) ditanam rapi di atas tanah bertutup plastik dan kebun zaitun yang menghijau. Sesekali melintas kereta himar (keledai) mengangkut hasil panen. Anak-anak sekolah dengan seragam sekolah paling keren yang pernah saya lihat yaitu blus bergaris biru dan celana jins biru, atau setelan jins (rok/celana dan jaket) biru berjalan santai pulang sekolah. Keadaan begitu tenang tak menyiratkan kengerian atau kecemasan perang seperti terlihat di televisi.</span><br /><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;font-family:lucida grande;" >Pemandangan mengenaskan mulai terlihat saat mendekat ke Gaza City. Bekas serangan bom terlihat di kiri kanan jalan. Bangunan yang hancur, ladang yang porak-poranda dan puing-puing berserakan menunju uakkan bahwa kota ini telah terkoyak keindahan dan ketenangannya.</span><br /><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;font-family:lucida grande;" >Lewat jam 5 sore kami sampai di RS Asy Shifa di Gaza City, tempat tim Indonesia diinapkan. Hal lain yang sangat berkesan bagi saya adalah sambutan tuan rumah yang begitu hangat. Bagi orang Palestina, menyambut tamu adalah kewajiban yang utama. Kami diterima oleh direktur RS dan pejabat penghubung Mr. Umar Ja’far. Tim dokter dari BSMI dan Mer-C akan bergabung dengan dokter dari negara lain (Yordania, Turki, Afsel) ditugaskan ke RS Asy Shifa atau RS lain di sekitar Gaza City. Sedangkan tim kemanusiaan akan diantar langsung mengunjungi lokasi bencana untuk menentukan jenis bantuan dan penerima bantuan yang tepat.</span><br /><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;font-family:lucida grande;" >Malam ini tim Indonesia yang pria diinapkan di mess dokter di belakang RS Asy Shifa, sedangkan kami yang wanita (saya, dr Prita & dr Nur) diinapkan di kamar pasien RS Ibu & Anak Asy Shifa.</span><br /><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;font-family:lucida grande;" >RS Asy Shifa adalah rumah sakit terbesar di Gaza City. Ribuan pasien berobat setiap harinya. Di RS Asy Shifa saat ini tim dokter dari seluruh dunia berkumpul. Dari Afrika Selatan ada 25 orang, Malaysia 10 orang, belum termasuk dokter Yordania, Turki dan negara-negara lain. Fasilitas kesehatan cukup lengkap meskipun sangat sederhana. RSIA Asy Shifa tempat kami menginap, fasilitasnya jauh lebih sederhana dibandingkan RS lain.. Bangunannyanya tua seperti RS jaman perang dengan ranjang besi tua dan seprai dan selimut usang. Belum lagi lampu-lampu yang mati dan saluran air yang mampet, membuat RSIA ini terlihat sangat menyedihkan. Ada beberapa selimut baru yang kelihatannya sumbangan dari tim medis yang datang sebelum kami.</span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7597136205211881357.post-11763974155530073982009-02-01T02:35:00.001-08:002010-01-26T07:28:07.232-08:003 - Lima hari berbagi Kasih di bumi jihad Gaza : Catatan Perjalanan BAZNAS ke Gaza-Palestina<p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-weight: bold; font-family: trebuchet ms;" align="justify">26 Januari 2009 </p> <p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms; text-align: center;"> Hari pertama di Kairo </p> <p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify">Cuaca sebenarnya tidak terlalu dingin sekitar 20<sup>o </sup>C, tapi airnya sangat dingin. Kalau di luar, angin dinginnya terasa sangat keras menampar-nampar muka. Menurut informasi, suhu Kairo sangatlah ekstrim. Saat musim panas suhu bisa diatas 40<sup>o </sup>C sebaliknya di musim panas mendekati 0<sup>o </sup>C. Untunglah griya Jawa Tengah dilengkapi dengan fasilitas pemanas ruangan dan air panas sehingga cuaca di luar tak terasa. Jam 8 pagi kami mengunjungi rekan-rekan BSMI yang menginap di Wisma Nusantara di hayu Rabatul Adawiyah, Kairo. Rencananya pagi ini mereka akan berangkat ke Rafah. Kami ingin berkoordinasi dengan mereka sblm memutuskan jenis bantuan yang akan diberikan kepada rakyat Palestina. Ternyata dr Basuki dan tim dokter sdh berangkat. Pak Djazuli dan tim support juga sdh bersiap-siap berangkat.ke Rafah. Kami tidak sempat berkoordinasi lagi. </p> <p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify"><br /></p> <p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify">Siang, kami mengunjungi dealer tempat pemesanan ambulance BSMI. Kami menjajagi kemungkinan untuk memesan ambulance di dealer yang sama. Ternyata ambulance yang sudah dijanjikan dealer belum siap. Kami bertemu dengan Pak Danang dan tim dari KBRI yang juga memastikan kesiapan ambulance. Karena menurut dealer, ambulance akan siap Selasa jam 1 siang yang langsung akan diantar ke KBRI. KBRI bermaksud menyerahkan empat unit ambulance (sumbangan dari Depkes 1 unit, BSMI 1 unit, sumbangan masyarakat Arab & Mesir) kepada Palang Merah Palestina di Rafah Selasa malam. Pak Amir KBRI menawarkan BAZNAS dan Kispa untuk berangkat bersama tim KBRI bersama konvoi ambulance.</p> <p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify"><br /></p> <p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify">Sore, jam 15 waktu Kairo kami diterima oleh Dubes RI di Mesir, Bp. Fachir didampingi oleh Bp. Burhanudin. Agenda beraudiensi dengan Dubes selain berkoordinasi dan meminta masukan serta pertimbangan tentang jenis bantuan untuk rakyat Palestina dan seluk-beluk izin masuknya, juga tentang rencana sosialisasi zakat di lingkungan masyarakat Indonesia di Kairo. Pak Dubes menjelaskan bahwa izin masuk perbatasan tidak hanya ditentukan kedubes Mesir tapi juga oleh Israel. KBRI sudah memaksimalkan upaya agar Tim Kemanusiaan Indonesia bisa mendapatkan izin. Namun banyak faktor di luar kontrol Kedubes. Kedubes Mesir pun sudah cukup membantu. Beliau mewanti-wanti agar kami bersabar jika izin belum diberikan. Saya pribadi tidak terlalu memaksakan diri apalagi memaksa KBRI untuk mengupayakan kami masuk ke Gaza. Ketika semua persyaratan sudah dilengkapi, saya tinggal bertawakal. Jika diizinkan masuk alhamdulillah, tidak pun alhamdulillah karena mungkin itu yang terbaik bagi kami semua. Saya tidak ingin mengurangi keikhlasan niat dengan ambisi pribadi.</p> <p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify"><br /></p> <p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify">Jam 5 sore pertemuan berakhir dan kami baru sadar bahwa kami belum makan siang. Pak Hamdani staf KBRI mengajak makan di restoran Yaman tak jauh dari KBRI. Tapi jalanan Kairo sangat macet dan semrawut sehingga maghrib masih di jalan. Saat </p> <p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify">Kami pun sholat maghrib di masjid Sekolah Indonesia Kairo (SIK), berjama’ah dengan pelajar & mahasiswa Indonesia di Kairo. Tim Kispa yang menggunakan kendaraan lain bahkan kesasar dan baru sampai di SIK jam 8 kami baru sampai di restoran Yaman. Nasi kebuli dengan potongan besar paha kambing & kalkun memuaskan perut yang keroncongan sejak pagi. Saat bapak-bapak asyik menggerogoti tulang-tulang kambing & kalkun, ada telepon dari Pak Danang yang menyatakan ambulance sudah siap, dan jika ingin berangkat bareng, kami ditunggu di KBRI paling lambat jam 11 malam.</p> <p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify">Kepanikan pun timbul, karena kami harus kembali ke griya Jateng Asy Shir, mengepak pakaian & kembali ke KBRI yang arahnya berlawanan. Jalan Ramses yang macet luar biasa membuat kami hampir terlambat sampai di KBRI. Satu hal yang berkesan dari Kairo adalah lalulintasnya yang semrawut. Sopir yang ngebut, memotong jalan seenaknya benar-benar memacetkan jalan. Pantas saja sepanjang jalan saya tidak melihat mobil yang mulus, semua mobil punya bekas goresan, tak terkecuali mobil-mobil mewah. Lampu merah hampir tidak ada, satu-satunya ada di depan museum Kairo yang ternyata justru membuat jalanan semakin macet.</p> <p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify">Alhamdulillah, jam 11.15 tim KBRI (Pak Danang, Pak Amir & Pak Samsul) dan tim BAZNAS & Kispa beserta 4 ambulance meluncur menuju Rafah. Perjalanan ke Rafah sangat lancar, meski harus berhenti berkali-kali di pos pemeriksaan. Tak kurang 13 pos pemeriksaan sepanjang Ismailia – Rafah. Alhamdulillah karena yang berangkat pejabat KBRI pemeriksaan berlalu tanpa masalah. Dengan kecepatan di atas 150 km per jam jarak 500 km ditempuh dalam waktu 7 jam, termasuk istirahat 2 jam. Saat subuh, kami sholat di masjid Al Aqsa, masjid kecil di pinggir jalan tak jauh dari perbatasan Rafah. </p> <p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify">Pak Samsul KBRI menyatakan kalau kami bisa masuk ke Gaza pagi ini berarti saya adalah perempuan Indonesia pertama yang masuk Gaza, selain Umi Saodah, TKW yang sudah terjebak di Gaza, sejak sebelum agresi Israel.. </p>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7597136205211881357.post-16195926706101414672009-02-01T02:30:00.000-08:002010-01-26T07:02:57.362-08:00Uluran Kasih Untuk Bumi Jihad GAZA : 2 - Catatan Perjalanan ke Gaza, Palestina<p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-weight: bold; font-family: trebuchet ms;" align="justify">25 Januari 2009</p> <p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify">Minggu pagi, jam 7.55 tim BAZNAS dan KISPA bertolak ke Kairo via Jeddah dengan garuda flight GA 984. Rombongan BSMI telah berangkat Sabtu sore ke Kairo dengan SQ. Perjalanan sangat lancar. Fasilitas business class GA 984 membuat perjalanan 9 jam Jakarta-Jeddah terasa nyaman.</p> <p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify">Sedikit hal yang agak kami sayangkan, kami tidak bisa membawa bagasi BSMI berisi obat-obatan & peralatan medis karena tidak didukung surat izin & list barang. Untuk Jakarta-Jeddah, mungkin barang-barang tersebut mungkin bisa terbawa. Namun, kami khawatir bagasi tersebut tidak dapat lolos di bandara King Abdul Azis, Jeddah karena pengawasannya yang sangat ketat. Dan ini terbukti, saat transit kami bahkan tidak bisa mengambil bagasi & cek in ke konter Egypt Air. Untuk transit, semuanya diurus oleh petugas bandara. Paspor & tanda terima bagasi diambil petugas yang langsung menghilang entah ke mana hanya dengan janji setelah akan mengembalikan kepada kami setelah urusan beres. Kami cukup cemas dengan kebijakan tersebut. Bayangkan, betapa tidak jelasnya nasib paspor dan barang bagasi kami. Kami hanya bisa berharap dan tawakal serta berpikir positif bahwa Abdullah, si Arab yang satu ini memang menepati janji.</p> <p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify"> </p> <p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify">Pemeriksaan penumpang saat masuk ke ruang tunggu transit pun cukup ketat, tak kurang ikat pinggang & sepatu harus dilepas saat memasuki <i>security door</i>. Kami semua deg-degan karena khawatir uang lebih Rp. 3 milyar cash dalam berbagai mata uang (sbgn besar dlm euro & dollar) yang kami bawa berlima menjadi masalah. Saya, bahkan harus menunggu tak kurang 30 menit untuk masuk ke ruang tunggu keberangkatan, karena saat itu tidak ada polisi wanita yang akan memeriksa. Setelah digeledah dan buka-buka baju luar (thanks God, si askarwati kelihatannya tidak mengerti nilai Euro) akhirnya saya lolos pemeriksaan dan bisa masuk ke ruang tunggu keberangkatan King Abdul Azis Airport..</p> <p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify">Setelah transit empat jam, kami terbang ke Kairo dengan Egypt Air. Jam 8 malam (jam 1 dinihari waktu Jakarta) kami mendarat di Kairo. Disambut staf KBRI, kami melewati imigrasi Mesir dengan mulus. Akhirnya 17 jam perjalanan kami ke Kairo pun berakhir. Kami menginap Griya Jawa Tengah di hayu Asyer, sebuah wisma milik Pemda Jateng yang dikelola mahasiswa asal Jawa Tengah di Kairo. Wisma dengan 6 kamar seharga USD 15-30 per malam ini cukup bersih dan nyaman. Di griya Jawa Tengah ternyata menginap juga wartawan SCTV, dan pendamping wartawan Kompas di Gaza. Setelah menggali cerita dan mengobrol panjang lebar, saya pun pamit. Tak lama berselang, saya pun terlelap, melewatkan ajakan bu Yuli, staf KBRI, untuk jalan-jalan dan makan malam.</p><p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify"> </p>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7597136205211881357.post-79518178607888409972009-02-01T02:27:00.000-08:002010-01-26T07:03:16.387-08:00Uluran Kasih Untuk Bumi Jihad GAZA : 1 - Catatan Perjalanan ke Gaza, Palestina<p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-weight: bold; text-align: center;font-family:trebuchet ms;"><span style="font-size:130%;">Catatan Perjalanan BAZNAS ke Gaza-Palestina</span></p> <p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify">Tragedi kemanusiaan yang menimpa rakyat Gaza telah menyentakkan hati seluruh warga dunia. Rakyat yang hidup tenang di negara kecil warisan leluhurnya tiba-tiba dihujani bom yang menghancurkan bangunan dan perasaan mereka. Tidak hanya bangunan milik pemerintah yang menjadi target empuk penghancuran, tapi juga sekolah, perguruan tinggi, masjid dan perumahan penduduk. Ribuan penduduk menjadi syuhada, darah dan air mata terkuras. namun semangat rakyat Gaza sungguh luar biasa, meski sedih mereka tetap optimis untuk memperjuangkan haknya atas tanah yang telah diwarisinya sejak ribuan tahun lalu.. </p> <p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify">Keprihatinan dan solidaritas atas penderitaan rakyat Palestina mendorong BAZNAS untuk menggalang kepedulian rakyat Inrdonesia. BAZNAS meluncurkan program Uluran Kasih untuk Palestina, karena yang diperlukan rakyat Palestina adalah rasa kasih dari seluruh warga dunia. Kasih berarti simpati, empati atas penderitaainn rakyat Palestina dan siap mengulurkan tangan untuk membantu mereka. Kasih juga berarti mendukung upaya mereka mempertahankan haknya. Melalui program ini BAZNAS mendapatkan titipan dana untuk membantu meringankan beban rakyat Palestina yang hidup terpenjara seumur hidupnya di tanah kelahirannya. </p> <p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify">Awalnya BAZNAS tidak merencanakan perjalanan ini. Rencana semula titipan dana yang diterima dari masyarakat untuk Palestina akan diserahkan kepada Dubes Palestina di Jakarta. Tetapi banyak pihak yang justru ingin BAZNAS menyerahkan langsung kepada pengungsi Palestina di Gaza. Apalagi ada amanah dari Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono pada saat tasyakuran milad BAZNAS ke 8 tangal 17 Januari 2009 yang mendukung BAZNAS untuk membantu rakyat Palestina. Akhirnya diputuskan BAZNAS berangkat bersama rombongan Komite Solidaritas Indonesia untuk Palestina (KISPA) dan Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI). Tim BAZNAS yang akan berangkat adalah Pak Basit, alumni Al Azhar Kairo, yang bahasa Arabnya pasti lancar sekaligus diharapkan mempermudah urusan di KBRI Mesir karena sebagian besar staf KBRI adalah teman-teman kuliahnya. Ketika diputuskan perlu satu lagi, secara spontan saya mengajukan diri, alhamdulillah Prof. Didin Hafidhuddin, ketua BAZNAS setuju. Saya yakin berangkat karena ibu, anak-anak dan last but the important things, suami saya mengizinkan (thanks God, telah memberikan saya suami yang selalu mendukung). </p> <p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify"> Kami semakin mantap untuk mengunjungi Gaza setelah mendengar adanya cerita tentang seorang ulama besar di Mekkah yang bermimpi Rasulullah dalam keadaan marah, mengenakan pakaian untuk bersiap-siap ke Gaza. Mimpi itu menguatkan kami, bahwa perjalanan membantu rakyat Gaza merupakan satu hal yang diinginkan oleh Rasulullah. </p> <p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify">Mulailah perizinan diurus. Alhamdulillah, tim BAZNAS yang terdiri dari saya dan Pak Basit serta 3 orang dari KISPA (Ust Ferry Nur, Pak Muhendri dan Pak Okvianto) sejak awal diberi kemudahan yang luar biasa dari Allah. Allah menurunkan malaikatya di pos-pos pengurusan keberangkatan ke Palestina. Sejak dari pengurusan visa ketat Mesir yang akhir-akhir ini agak sulit, terbukti dari teman-teman dari beberapa lembaga yang sudah beberapa hari menunggu visanya belum juga keluar, BAZNAS justru sebaliknya. Dengan calling visa, kami bisa mendapatkan visa dalam waktu sehari. Pemesanan tiket juga mendapatkan pertolongan Allah. Berkat bantuan orang dalam Garuda, tim mendapatkan diskon yang sangat besar untuk penerbangan dari Jakarta ke Jeddah (hanya membayar tax), dan diskon lumayan dari Egypt Air untuk Jeddah- Kairo.</p> <p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify">Setelah semua siap, urusan selanjutnya adalah niat. Sejak awal saya mengikhlaskan niat bahwa keberangkatan ini semata-mata untuk menyampaikan amanah masyarakat Indonesia melalui BAZ propinsi, kota/kabupaten dan BAZNAS kepada rakyat Gaza. Kadang terbersit kekhawatiran kalau dicap sok atau nekad, karena saya satu-satunya perempuan dalam tim yang bukan dokter dan tidak didampingi suami. Dua perempuan lainnya adalah dr Prita dari BSMI (istri dr. Basuki Partono, ketua Tim BSMI) dan dr. Nur Farhana dari Mer-C (bersama suaminya dr Abdul Mughni ). Tapi berkali-kali saya pancangkan niat ikhlas lillahi ta’ala, semuanya hanya karena Allah. Dengan mengikhlaskan niat, Bismillah, kami siap untuk kejadian apapun di perjalanan nanti.</p><p class="western" style="margin-bottom: 0in; font-family: trebuchet ms;" align="justify">...lanjut ke posting selanjutnya<a id="publishButton" class="cssButton" href="javascript:void(0)" target="" onclick="if (this.className.indexOf("ubtn-disabled") == -1) {var e = document['stuffform'].publish;(e.length) ? e[0].click() : e.click(); if (window.event) window.event.cancelBubble = true; return false;}"><div class="cssButtonOuter"><div class="cssButtonMiddle"><div class="cssButtonInner"><br /></div></div></div></a></p>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7597136205211881357.post-61644730334206279012009-01-20T17:39:00.000-08:002010-01-26T06:55:04.586-08:00Ingin Jadi Pribadi Mulia? Bekerjalah!<span style="font-size:100%;">Dalam sebuah riwayat dikisahkan bahwa suatu hari saat Rasulullah sedang berada di masjid, datang seorang lelaki yang meminta-minta kepada beliau. Sebelum memberi, Rasulullah menanyakan kepadanya barang apa yang dimilikinya di rumah. Dia menjawab, dia mempunyai secarik permadani tua (hambal) untuk alas tidur dan sebuah teko. Rasulullah pun memerintahkannya untuk mengambil teko dan membawanya ke masjid. Setelah datang kembali, Rasulullah menawarkan teko tersebut kepada jama’ah yang lain. Seorang jama’ah akhirnya membelinya seharga 2 dirham. Rasulullah menyerahkan uang tersebut seraya berpesan : satu dirham untuk membeli makanan dan satu dirham lainnya untuk membeli kapak & menyuruhnya mencari nafkah dengan kapak itu.<br /><br />Kisah ini memberi banyak pelajaran bagi kita. Dalam pandangan kita, orang tersebut memang layak meminta-minta. Tetapi Rasulullah lebih suka menyuruhnya bekerja ketimbang sekedar memberinya makanan. Bekerja adalah hal yang sangat mulia dalam Islam. Islam melarang seseorang meminta-minta, bahkan sebuah hadist menyebutkan bahwa seorang yang tidak layak tapi meminta-minta di hari akhir nanti dibangkitkan tanpa daging. Sayangnya hadist ini tidak terlalu populer. Sehingga sebagian besar dari kita lebih suka meminta-minta meskipun telah berkecukupan, bahkan berlebihan. <br /><br />Islam begitu keras mendorong manusia untuk bekerja. Dengan bekerja manusia menjemput rizki yang telah disediakanNya. Rasulullah bersabda bahwa sebaik-baik rizki adalah yang berasal dari hasil tangannya sendiri (HR Abu Dawud). Kemampuan menafkahi diri sendiri membuat seseorang tidak tergantung atau menjadi beban orang lain. Artinya dia berdiri tegak penuh kemuliaan di hadapan sesamanya.<br /><br />Selain menjemput rizki, bekerja sejatinya adalah melaksanakan amanah Allah saat penciptaan kita. Ingatkah kita ketika Allah mengumumkan bahwa ”Aku akan menciptakan khalifah di bumi” ? Saat itu penghuni langit pun terhenyak ketika tahu bahwa manusialah yang ditugaskan Allah menjadi khalifah atau wakilNya untuk mengatur bumi. Sehingga iblis yang merasa bahan dasarnya penciptaannya lebih mulia dari manusia pun enggan mengakui kekhalifahan manusia.<br /><br />Sebagai khalifah, manusia harus bekerja keras menjaga, memelihara dan memakmurkan bumi. Saat manusia malas dan melalaikan tugasnya hancurlah bumi yang indah ini. Begitu pentingnya kerja bagi kemakmuran bumi, Allah menjanjikan begitu banyak iming-iming agar manusia mau bekerja. Salah satu pahala yang dijanjikanNya adalah menghapus dosa. Ini disampaikan oleh Rasulullah dalam hadist riwayat Ahmad dan hadist riwayat Tabrani sbb :<br /><br />“Barangsiapa pada malam hari merasakan kelelahan dari upaya keterampilan kedua tangannya pada siang harinya, maka pada malam itu ia diampuni.” [HR. Ahmad]<br /><br />“Sesungguhnya, di antara perbuatan dosa ada dosa yang tidak bisa terhapus (ditebus) oleh pahala shalat, sedekah (zakat), ataupun haji, namun hanya dapat ditebus dengan kesusahan dalam mencari nafkah penghidupan.” [HR. Tabrani]<br /><br />Meski meyakini firman Allah dan sabda Rasulullah, terkadang muncul perasaan sia-sia, untuk apa kita bekerja keras, ketika kita tidak mendapatkan apresiasi dari atasan maupun dari orang-orang sekitar. Jangan bersedih. Yakinkan bahwa Allah tidak tidur, Dia tetap melihat dan suatu saat akan memperlihatkan hasil kerja kita, seperti yang dijanjikanNya:<br /><br />”Dan katakanlah, Bekerjalah kamu, maka Allah akan melihat pekerjaanmu, begitu juga Rasul-Nya dan orang-orang yang mu’min, dan kamu akan dikembalikan kepada [Allah] Yang Mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakannya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan. (At-Taubah : 105). <br /><br />Seharusnya tanpa iming-iming pun kita wajib bekerja. Karena kerja adalah perwujudan rasa syukur (QS Saba : 13). Dengan begitu melimpahnya nikmat yang diberikan Allah kepada kita, tidakkah sepantasnya jika kita bersyukur. Dan jika diperintahkan untuk menampakkan rasa syukur itu dengan bekerja, tidakkah kita malu jika bermalas-malasan atau bekerja sekedarnya?.<br /><br />Seseorang menjadi pribadi yang mulia adalah saat dia hidup dari hasil tangannya sendiri; ketika tangannya selalu berada di atas; sewaktu dia menjalankan amanah kekhalifahannya, juga pada saat dia selalu bersyukur. Dan itu semua dapat diraih dengan bekerja! Ingin menjadi pribadi mulia? Bekerjalah!</span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7597136205211881357.post-87111260518682845992008-12-25T16:16:00.000-08:002010-01-26T07:02:04.346-08:00Muhasabah dan Resolusi Tahun Baru<span style="font-family:georgia;">Tanpa terasa tahun 1429 H dan 2008 M sudah mendekat ke penghujung. <br />Tahun baru 1430 H bertepatan dengan 2009 M telah berada di depan pelupuk mata. Tahun baru, selalu disambut dengan gempita, diharapkan dapat membawa semangat dan harapan baru. Tahun baru identik dengan resolusi baru. Niat untuk menjadi lebih taat, lebih baik, lebih sukses dan lebih bermanfaat dibandingkan tahun sbelumnya. Agar resolusi ini tak sia-sia seperti tahun ini, ada baiknya kita berhenti sejenak, merenung... <span style="font-weight: bold;"><br /></span></span><div style="text-align: center;"><span style="font-family:georgia;"><span style="font-weight: bold;">Apakah resolusi yang dicanangkan awal tahun 1429 H lalu telah tercapai? </span></span><br /></div><br /><span style="font-family:georgia;">Selain menetapkan resolusi baru, laiknya sebuah usaha, tutup tahun adalah saat menghitung untung rugi. Modal waktu yang diberikan Allah setahun ini telah meraih untung atau justru raib? Untung, jika nilai dan manfaat waktu lebih tinggi dari satuan waktunya. Rugi, jika modal waktu itu terbuang percuma. Bahkan bangkrut jika waktu yang ada terpakai untuk melakukan keburukan yang berdampak jangka panjang. Menghitung untung rugi, itulah tujuan introspeksi.<br /><br />Menghitung kualitas diri, introspeksi, atau muhasabah sangat dianjurkan Rasulullah SAW. Dari Syadad bin Aus r.a., dari Rasulullah saw., bahwa beliau berkata, <span style="font-style: italic;">‘Orang yang pandai adalah yang menghisab (mengevaluasi) dirinya sendiri serta beramal untuk kehidupan sesudah kematian. Sedangkan orang yang lemah adalah yang dirinya mengikuti hawa nafsunya serta berangan-angan terhadap Allah SWT. </span>(HR. Imam Turmudzi, ia berkata, ‘Hadits ini adalah hadits hasan’). <br /><br />Menurut Rasulullah, bermuhasabah adalah ciri orang pandai, dan ujung dari muhasabah yang benar adalah beramal untuk masa depan yang lebih abadi. Jadi introspeksi yang dilakukan bukan sekedar mengukur seberapa tinggi karir, seberapa besar simpanan di bank, seberapa sukses rumah tangganya. Yang lebih penting, mengukur apakah ujung perjalanan kita nanti sampai di tempat yang diridhoi Nya, surga?</span><br /><br /><span style="font-family:georgia;">Kesadaran akan ujung perjalanan itu tercermin pada khalifah Umar bin Khattab. Imam Ahmad meriwayatkan, Umar bin Khaththab berkata, <span style="font-style: italic;">"Hisablah dirimu sebelum dihisab. Sesungguhnya berintropeksi bagi kalian pada hari ini lebih ringan daripada hisab di kemudian hari. Begitu juga dengan hari 'aradl (penampakan amal) yang agung." </span></span><br /><br /><span style="font-family:georgia;">Muhasabah dapat dilakukan sebelum atau setelah melangkah. Sebelum melangkah, saat pertama keinginan bertindak muncul, timbang dengan tepat : <span style="font-style: italic;">apakah membawa ke tujuan perjalanan kita atau justru menjauh?</span> Setelah melangkah, muhasabah diperlukan untuk melihat adakah kelalaian, kelemahan yang menghambat jalan menujuNya. Dengan muhasabah yang intens dan jujur, kita akan tahu tingkat kesiapan kita menghadapi ujian akhir di yaumil qiyamah. </span><br /><br /><span style="font-style: italic;font-family:georgia;" >Tahun baru berarti berkurangnya waktu untuk bersiap menghadapi audit.<br />Tahun baru berarti saat audit semakin dekat.<br />Mari menghitung-hitung posisi dan menetapkan target baru agar hasil audit kita layak untuk berada di dekatNya. </span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7597136205211881357.post-55177761643581570122008-11-19T19:14:00.000-08:002010-01-26T07:02:35.173-08:00Saat Qurban Menjelang<span style="font-size:100%;"><span style="font-family:trebuchet ms;">Dzulhijjah menjelang.<br />Selain Haji, moment dramatis di bulan ini adalah Idul Adha atau Idul Qurban. Adha berarti kurban, karena pada hari itu umat Islam merayakannya dengan menyembelih hewan kurban. Idul Adha mempunyai arti khusus bagi umat Islam. Hari itu mengingatkan pada momen paling dramatis, yaitu kisah pengorbanan nabi agung Ibrahim as dan Ismail as. Kisah yang sangat luar biasa ini sampai diabadikan Allah dalam <span style="font-style: italic;">QS As Shaffat : 11.</span></span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Bayangkan, seorang ayah harus menyembelih anak yang sangat diharapkannya selama berpuluh-puluh tahun demi pengabdian dan kecintaannya kepada sang Kekasih. Bayangkan pula keikhlasan sang anak untuk tunduk dan pasrah menyerahkan nyawanya demi sang Kekasih yang sama. Bagi kita, kehilangan orang yang kita cintai sangatlah berat, bahkan banyak yang tidak mampu menanggungnya. Adakah pengorbanan demi cinta yang sehebat ini? Motivasi apakah yang menggerakkan keikhlasan dan ketaatan ini selain karena keyakinan bahwa Sang Kekasih tak akan menyia-nyiakan persembahan mereka? Allah, sang Kekasih, pun menerima bukti persembahan cinta yang agung ini dan mengabadikannya. Selama berabad-abad, kisah ini telah menyedot ratusan juta manusia berbondong-bondong ke Makkah Al-Mukarramah, tempat kekuatan cinta dan iman itu didemonstrasikan. </span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Ibrahim dan Ismail telah membuktikan kualitas imannya kepada Allah. Ketika berikrar bahwa “sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidup dan matiku hanya untuk Allah,” beliau sadar bahwa segala yang dimilikinya termasuk anak & nyawa adalah milik Allah. Maka, beliau rela mengembalikan saat Sang Pemilik memintanya. Bagaimana dengan kita? Meskipun mengucapkan ikrar yang sama lima kali sehari, rasanya tak pernah benar-benar ikhlas hati ini untuk menyerahkan “milik” kita untuk kepentingan Allah. Jangankan nyawa, melepaskan keasyikan menonton TV untuk mendatangi panggilanNya pun berat.</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Melepaskan “kepemilikan” memang ujian yang maha berat. Contoh sederhana, kita sibuk mencari-cari uang receh ketika kotak infak di masjid melintas. Juga saat memberi kepada pengemis, seakan-akan dia tidak mau menerima kalau kita beri uang seratus ribuan. Kita mengharapkan Allah mencintai dan memberikan surga sementara kita sama sekali tidak memperjuangkannya. Bagaimana mungkin Allah mencintai kita jika berkurban yang sederhana saja tidak mampu? Namun jangan pesimis, meski receh, perbuatan itu masih lebih baik. Paling tidak, harus dijaga agar “sense of belonging” kita tidak terlalu terlalu tinggi sehingga milik orang lain pun ingin diambil dan dikuasai.</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Kejayaan adalah buah dari pengorbanan. Islam berjaya berkat perjuangan, pengorbanan dan semangat mempersembahkan qurban yang terbaik dari Rasulullah dan para sahabat. Indonesia merdeka juga berkat pengorbanan para pahlawan dan umat Islam. Di masa kini pun sebagian besar rakyat telah berkorban. Jutaan anak mengorbankan masa belajar dan bermainnya yang indah untuk mencari sesuap nasi membantu orang tuanya. Jutaan wanita muda berkorban meninggalkan keluarganya untuk mengais rezeki di negeri orang. Sayangnya sebagian lain justru semakin mendewa-dewakan kepentingannya, mengagung-agungkan egonya. Bahkan seringkali mengatasnamakan umat dan Allah. Wajar jika kita masih terpuruk.</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Semoga tahun ini kita bisa mempersembahkan kurban yang terbaik. Tak sekedar sapi atau kambing yang lebih gemuk, tapi juga niat untuk mendekatkan diri kepada Allah. Agar kita semakin cinta kepadaNya, semakin merasa menjadi kekasihNya. Sehingga DIA pun mencintai dan memberkahi negeri kita, sebagaimana DIA memberkahi tanah suci tempat berqurbannya keluarga Ibrahim as. </span><br /><span style="font-weight: bold;font-family:trebuchet ms;" >Amin.</span></span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7597136205211881357.post-31901558864774870072008-10-17T00:48:00.000-07:002010-01-26T07:04:22.236-08:00Saat Hari Kemenangan Tiba<span style="font-family: trebuchet ms;font-family:courier new;" ><span style="font-weight: bold;">"Allahu Akbar Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillahilham.”</span><br />Gema takbir sahut menyahut menyambut hari kemenangan. Seluruh umat Islam bersyukur kepada Allah karena telah melewati ibadah puasa selama bulan suci Ramadhan. Kemeriahan menyambut kemenangan itu terasa di seluruh sudut negeri. Semua bergembira menyambut datangnya Idul Fitri yang diidentikkan dengan hari kemenangan.<br /><br />Di balik seluruh keriuhan itu, sebersit pertanyaan terucap. Benarkah kita telah mencapai kemenangan? Karena menurut Allah, <span style="font-style: italic;">orang yang menang adalah orang yang beriman. Yaitu orang yang khusyu’ dalam sholatnya, yang menjauhkan diri dari perbuatan dan perkataan yang tidak berguna, yang menunaikan zakat, yang menjaga kehormatannya, dan orang yang memelihara amanat, janji dan sholatnya (QS Al Mu’minun : 1-9)</span>.<br /><br />Allah telah menurunkan bulan Ramadhan sebagai madrasah tempat berlatih agar kualitas manusia sesuai dengan harkat penciptaannya. Di Ramadhan, shalat terasa lebih khusyu’, tilawah terasa lebih nikmat, hari-hari pun terasa begitu dekat dengan Allah. Di Ramadhan, kita sadar betapa tidak enaknya lapar dan dahaga, suatu kondisi yang sangat akrab dengan sebagian besar saudara kita. Betapa tak terbayangkan, bagaimana rasanya menahan lapar dan dahaga tanpa tahu kapan bisa berbuka. Di Ramadhan juga, kita sadar bahwa , manusia sesungguhnya mempunyai kekuatan yang luar biasa yaitu Niat. Dengan niat, seseorang sanggup mengendalikan diri. Bayangkan, kita sanggup tidak makan, tidak minum, menahan marah, tidak bergunjing, tidak mencela orang dan lain-lain hanya karena sebuah niat. Nawaitu, sungguh suatu daya penggerak yang luar biasa.<br /><br />Kini, saat bulan mulia itu sudah berlalu, saatnya membuktikan apakah kita benar-benar seorang pemenang atau justru pecundang ? Dengan kesadaran bahwa kita BISA jika benar-benar BERNIAT, mari berniat untuk menjadi sang pemenang. Niat untuk menjadi hamba yang lebih taat. Niat untuk selalu mengendalikan diri, mengendalikan hawa nafsu. Niat untuk menjadi manusia yang lebih peduli dan bermanfaat bagi sesama. Sehingga di bulan Syawal ini kita layak menyatakan bahwa kita telah kembali ke fitrah manusia sebagai hamba Allah, yang suci, yang taat, yang pantas menjadi khalifahNya di muka bumi.<br /><br />Jika Idul Fitri bagi kita adalah pesta, makan-makan, jalan-jalan berwisata. Namun, bagi Bakri, si anak pemulung, hari kemenangan tetap berarti kerja keras. Bocah berusia enam tahun itu tetap mengumpulkan koran bekas, yang sebelumnya menjadi alas jemaah saat shalat di Lapangan Depok. Koran-koran itu dia jual kepada pedagang barang bekas dengan harga Rp 750 per kilogram. Sudahkah kita kembali ke fitrah, saat batin kita tak terusik dengan kondisi si kecil Bakri?<br /><br />Selamat Idul Fitri 1429 H, taqaballahu minna wa nimkun, minal aidin wal faizin.<br />Mohon maaf atas segala kesalahan dan kekhilafan kami. Semoga Allah menerima seluruh amal ibadah kita Ramadhan lalu. Dan jika kita belum lulus, <span style="font-style: italic;">“Ya Allah, jika Ramadhan yang lalu belum membuat kami menjadi lebih baik, ijinkanlah kami untuk melatih diri lagi di Ramadhan</span></span><span style="font-family: trebuchet ms; font-style: italic;font-family:webdings;" > tahun depan. “</span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7597136205211881357.post-27725972198887457772008-08-11T00:36:00.000-07:002008-12-25T16:25:25.855-08:00Seandainya Setiap Hari Adalah Ramadhan<span style="font-family:courier new;">Marhaban ya Ramadhan. Alhamdulillah, sebentar lagi Ramadhan ya, Mak? tanya Ujang kepada ibunya yang sedang memilah-milah bekas kardus. Bocah 9 tahun itu selalu antusias menunggu Ramadhan. Baginya Ramadhan adalah saat istimewa, selingan membahagiakan di tengah hari-harinya yang sulit. Setiap hari bocah pemulung ini harus berjuang keras mengisi perutnya yang selalu keroncongan. Di hari biasa, makan sehari sekali sudah merupakan kemewahan baginya. Tapi di Ramadhan, nasibnya sedikit membaik. Dia bisa makan dua kali sehari - saat buka dan sahur- dengan nasi kotak berlauk ayam atau telur dari mushola atau masjid yang dilewatinya saat memulung. Selain itu, jika di hari biasa dia harus bersusah payah menahan liur saat melihat orang lahap makan siang di warung, di bulan puasa siksaan itu hilang. Karena sebagian besar orang berpuasa. Selama Ramadhan, Ujang juga merasa tiba-tiba semua orang menjadi baik kepadanya. Tak terduga, dia sering mendapatkan kolak, kue-kue mahal, uang, pakaian bekas bahkan sarung dan baju koko baru dari seseorang. “Seandainya setiap hari adalah Ramadhan, ya Mak..,” ucapnya penuh harap. </span><br /><br /><span style="font-family:courier new;">Ujang tak salah berharap. Ramadhan memang penuh berkah. Tak hanya bagi Ujang, tapi bagi kita semua. Allah menjanjikan pahala berlipat ganda bagi setiap kebaikan yang dilakukan selama Ramadhan. Dan kita, yang masih haus pahala, yang masih menghitung untung rugi, tiba-tiba menjadi lebih baik. Berpuasa, sholat berjamaah, tarawih, membaca Al Qur’an, lebih dermawan dan sebagainya kita lakukan untuk mendapatkan pahala dan hadiah dari Allah berupa ampunan dan pembebasan dari api neraka. Amalan itu tentu saja sangat terpuji. Tapi, misalkan Allah tidak menjamin pahala yang berlimpah di bulan mulia itu, masihkah kita beramal baik? Haruskah kita menunggu Ramadhan untuk menghilangkan rasa lapar si Ujang? Lupakah kita saat Allah berfirman dalam hadist Qudsi : “Hai anak Adam, Aku minta makanan kepadamu, mengapa engkau tidak memberi makanan kepadaKu? “Wahai Tuhanku, bagaimana aku memberi makan kepadaMu, sedangkan Engkau adalah Tuhan alam semesta? Allah berfirman, “hambaKu lapar kenapa kau tidak memberinya makan? Sesungguhnya seandainya engkau memberikan makanan kepadanya niscaya engkau menjumpaiKu.” </span><br /><br /><span style="font-family:courier new;">Ya Allah, ampunilah kami. Kalau kami beramal hanya untuk kepentingan kami sendiri. Ternyata kami masih lebih cinta diri kami sendiri dibandingkan dengan cinta kepadaMu. Ya Allah, tanpa cinta dan rahmatMu sungguh kami adalah orang-orang yang menganiaya diri sendiri.</span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7597136205211881357.post-65862233987805249572008-08-08T03:34:00.000-07:002010-01-26T07:05:26.978-08:00Resep Sukses Ali Imran 133-134.<div style="text-align: center;"><span style="font-family: trebuchet ms; font-style: italic;">”Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertaqwa. Yaitu orang yang berinfak di waktu lapang maupun sempit dan orang-orang menahan marahnya dan orang-orang yang memaafkan orang lain. Dan Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan ”(QS Ali Imran 133-134).</span><br /></div><br /><span style="font-family: trebuchet ms;">Taqwa ditafsirkan dengan banyak aspek salah satunya adalah sukses. Agar menjadi orang-orang yang sukses, Allah menunjukkan kiat-kiatnya. Pertama, berinfak di waktu lapang dan sempit. Rasulullah menginfakkan seluruh miliknya, mulai harta kekayaannya yang berlimpah saat belum menjadi Rasulullah sampai beberapa biji kurma saat beliau menjadi Rasul dan memilih hidup seadanya. Khulafaurrasyidin dan para sahabatnya juga sangat pemurah. Begitu juga para tabiin dan ulama-ulama terkemuka setelahnya. Tak heran jika njejak kesuksesan mereka terekam sampai sekarang. </span><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;">Saat ini gelombang berinfak juga menjadi gaya hidup kaum sukses dan orang-orang terkaya dunia. Orang-orang multi triliunan itu sejak lama percaya dan mengamalkan rahasia berinfak. Mereka membuktikan setiap dollar yang disumbangkan untuk kemanusiaan akhirnya kembali ke mereka ratusan atau ribuan kali . </span><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="font-style: italic;">Mengapa harus berinfak di saat lapang dan sempit? </span>Karena memberi bukan soal harta.<br />Memberi adalah masalah hati: perasaan berkecukupan, berkelebihan dan membagikan perasaan berkelebihan itu. Bagi yang berhati kaya memberi sangatlah mudah dilakukan, meskipun dirinya masih sangat memerlukan harta. Sebaliknya bagi yang bermental miskin, kekayaan sebesar apapun hanya akan membuatnya merasa semakin miskin. Dan jika orang-orang kaya tingkat dunia percaya dan membuktikan bahwa ”memberi” merupakan cara investasi yang tidak pernah rugi, maka bagi yang modalnya terbatas silahkan berinvestasi dengan cara ini.</span><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;">Syarat sukses yang kedua adalah, mengendalikan marah. Mengendalikan marah menunjukkan kualitas kecerdasan emosional yang dipercaya menentukan kesuksesan seseeorang. 1500 tahun sebelum Daniel Goleman (1995) menetapkan bahwa kesuksesan 80% ditentukan oleh EQ, di Al Qur’an sudah tertulis banyak ayat yang menjelaskan keutamaan mengendalikan marah. Rasulullah juga telah mengajarkan dan mencontohkannya pentingnya kecerdasan emosional. Rasulullah merasa tidak perlu marah ketika seorang Yahudi tua meludahinya, karena tahu dakwah secara lembut lebih efektif bagi Yahudi tua itu. Mengapa mengendalikan marah bisa menyebabkan kesuksesan? Karena kemarahan bisa menghancurkan hubungan yang terbina selama bertahun-tahun. Kemarahan sering membuat seseorang tidak berpikir dan bertindak benar, sehingga menghancurkan jalan sukses yang sekian lama dibangun. </span><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;">Ketiga, memaafkan orang lain. Menyimpan rasa sakit di hati adalah sumber penyakit dan kegagalan hidup. Ibarat memasang rem tangan, mobil tidak bisa bergerak meskipun gas ditekan sekuat mungkin. Trauma dan sakit hati menghambat seseorang untuk hidup sukses dan bahagia. Berbagai riset menyimpulkan bahwa memaafkan terbukti secara klinis meningkatkan kesehatan emosi dan fisik penderitanya. Memaafkan adalah tindakan seseorang yang menolak untuk menjadi korban dari rasa dendam dan bencinya. Bagi banyak orang memaafkan dianggap menguntungkan orang lain. Padahal, <span style="font-style: italic;">memaafkan itu justru menyelamatkan diri sendiri dan tidak membiarkan luka yang dibuat orang lain terus menerus melukai hati</span>. Membenci dan mendendam tidak akan mengarahkan kepada sukses, karena seluruh pikiran dan emosinya bukannya digunakan untuk fokus pada perbaikan hidup, justru dijajah oleh rasa sakit hati. Orang yang tidak bisa memaafkan dan tetap dendam ibarat meminum racun tetapi menyuruh orang lain (orang yang membuatnya dendam) mati. Sungguh ironis bukan?</span><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;">Keempat, selalu melakukan kebaikan. <span style="font-style: italic;">Kebaikan mengundang kebaikan </span>(QS Ar Rahman : 60). Ketika Allah menyenangi orang-orang yang berbuat baik, maka seisi alam raya pun termasuk manusia akan menyenanginya. Sehingga seisi alam rayapun – atas kehendak Allah- berkonspirasi untuk mewujudkan kesuksesan baginya.</span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7597136205211881357.post-82248672125677918352008-08-05T22:08:00.000-07:002010-01-26T07:06:47.139-08:00Kisah Wortel, Telur dan Kopi.<span style="font-family: trebuchet ms;">Hampir setiap hari saya mendengar keluhan, baik secara langsung, lewat telepon, sms atau juga surat dan proposal. Kelaparan, terusir dari kontrakan, tunggakan uang sekolah, bayi yang disandera RS, jeratan hutang, belitan penyakit dan beragam masalah sosial yang diajukan untuk sekedar mendapatkan penyaluran ZIS yang tidak seberapa. Kepedihan dan kesulitan hidup yang dialami sebagian saudara-saudara kita itu mau tidak mau telah mempengaruhi saya. Efek positifnya, membuat saya tak henti-hentinya mengucap rasa syukur karena tidak mengalami kepahitan semacam itu (meskipun saya juga merasa berdosa kok merasa bersyukur di tengah penderitaan orang). Efek negatifnya lebih banyak : selain menyedot emosi, menimbulkan kekhawatiran -jangan-jangan suatu saat saya juga mengalami- , menimbulkan perasaan tak berdaya karena tidak bisa mengatasi masalah mereka, dan yang paling parah adalah rasa pesimis -kapan penderitaan bangsa ini akan berakhir?. Dana ZIS yang terbatas memang sedikit membantu, tapi sangat tak memadai untuk menghilangkan kesulitan mereka. Setidaknya saat ini, sebelum setiap orang di seluruh peelosok negeri ini mau berzakat (bagi yang wajib) dan berinfak. Termasuk pemerintah yang mau berinfak dengan kebijakan dan peraturan perundangannya untuk berpihak pada masyarakat banyak. Jadi yang lebih banyak kami berikan adalah nasehat kesabaran, ketabahan dan motivasi untuk hidup lebih baik serta rahasia sukses tokoh-tokoh dunia. Salah satu motivasi saya dapatkan dari buku <span style="font-weight: bold;">Emotional Quality Management (EQM) </span> tulisan <span style="font-weight: bold;">Anthony Dio Martin</span> sbb : </span><br /><br /><div style="text-align: center;"><span style="font-family: trebuchet ms; font-style: italic;">"</span><span style="font-family: trebuchet ms;">Alkisah ada seorang anak yang hampir putus asa menghadapi kesulitan hidupnya. Hidup terasa sangat keras dan kejam. Kerja kerasnya tiap hari tak mampu melepaskan dirinya dari beratnya beban hidup yang ditanggungnya. Kelaparan, kedinginan, hinaan, sindiran dan berbagai kesulitan lain membuatnya gelap mata. Dalam kondisi yang hampir tak tertahankan, si anak mengadu kepada ayahnya. Sang ayah, yang kebetulan seorang koki, mengajak si anak ke dapur dan menyiapkan tiga tungku dan tiga panci untuk merebus air. Setelah air mendidih, ke dalam panci pertama, sang ayah memasukkan wortel, telur di panci kedua dan kopi di panci ketiga. Berikutnya mereka duduk dan mengamati proses perebusan tersebut. Si anak mulai tidak sabar. Setengah jam kemudian, sang ayah mematikan tungku dan meminta anaknya mengambil dan memasukkan wortel, telur dan kopi ke dalam mangkuk. ”Nak, apa yang kamu lihat?’ Tanya sang ayah. ”Wortel, telur dan kopi,” jawab anaknya. Dengan tersenyum sang ayah meminta anaknya memegang ketiga benda tersebut. Mula-mula wortel, yang kini telah menjadi lembut. Lalu telur, yang justru menjadi keras. Dan kopi, yang telah bercampur dengan air. Setelah melakukan apa yang diminta ayahnya, sang anak bertanya, ”apa artinya semua ini, Yah? Ayahnya menjelaskan bahwa ketiga benda tersebut merasakan kesulitan yang sama : air mendidih. Tapi hasilnya sungguh sangat berbeda. Wortel yang awalnya keras, setelah direbus menjadi lembek dan lunak. Sebaliknya telur, yang semula cair justru berubah menjadi keras. Dan kopi sangatlah istimewa. Alih-alih berubah, kopi justru mewarnai dan mengubah air mendidih menjadi seperti dirinya.</span>"<br /></div><br /><div style="text-align: left;"><span style="font-family: trebuchet ms;">Kesulitan bisa setiap saat datang. Tapi bagaimana kita menghadapi atau akan menjadi apa kita setelah diterjang kesulitan itu, sepenuhnya tergantung kita. Seorang wortel akan patah semangat dan hancur menerima kesukaran dan tantangan. Seorang telur justru menjadi lebih berdaya setelah diterpa kesulitan dan rintangan. Dan kopi, mengubah tantangannya menjadi peluang keberhasilan.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Silahkan memilih, apakah kita mau jadi wortel, telur rebus atau kopi?</span></span></div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7597136205211881357.post-21989634702989642962008-08-05T19:10:00.000-07:002010-01-26T07:08:23.628-08:00Merdeka itu Berzakat dan Berinfak<span style="font-family: trebuchet ms;">Islam diturunkan untuk memerdekakan manusia. Melalui Islam, manusia terbebas dari penjajahan segala hal termasuk manusia lain, harta benda, keluarga bahkan hawa nafsunya sendiri. Satu-satunya ketundukan manusia hanyalah kepada penciptanya, Allah SWT. Mengapa Allah sampai menurunkan 124 ayat Al Qur’an untuk memerintahkan ZIS, mengiming-imingi pahala dan mengancam orang yang melalaikan? Karena sistem zakat, infak, shadaqah ini adalah instrumen penting untuk menjadikan manusia makhluk yang merdeka.</span><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;">Saat ini mayoritas saudara kita masih terjajah kemiskinan. Sistem distribusi pendapatan dan aset dari ZIS mestinya dapat menghilangkan atau meniminalkan kemiskinan yang terjadi. Sayangnya, pasca khulafaur rasyidin, sejarah mencatat hanya pada masa khalifah Umar bin Abdul Azis lah, dana ZIS cukup untuk membebaskan umat dari kemiskinan. Pada masa itu, zakat yang terkumpul telah berlebih bahkan setelah khalifah memerintahkan untuk melunasi hutang para gharimin dan menikahkan para lajang yang sudah saatnya menikah. Mengapa pada masa itu zakat begitu memberdayakan? Tak lain karena keteladanan sang khalifah. Umar bin Abdul Azis membebaskan dirinya dari ikatan harta dengan menginfakkan seluruh hartanya ke Baitul Maal. Teladan yang diikuti seluruh rakyat ini membuktikan bahwa saat setiap orang mau berzakat dan berinfak, maka tidak ada lagi yang perlu menerima.</span><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;">Kini, saat ZIS jauh dari cukup untuk sekedar melonggarkan jerat kemiskinan, setiap orang berusaha membebaskan dirinya sendiri dengan berbagai macam cara. Padahal, meski Allah memuji orang yang memilih kekayaan akhirat dibandingkan dunia, Allah telah memberikan cara termudah untuk kaya yaitu berzakat dan berinfak. QS Al Baqarah ayat 261 jelas-jelas menyatakan, <span style="font-style: italic;">setiap sen yang diinvestasikan pada zakat dan infak akan mendapatkan hasil mulai dari 70.000% sampai tak terhingga</span>. Jauh diatas hasil investasi di instrumen keuangan apapun.</span><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;">Banyak yang telah membuktikah kedahsyatan jurus zakat dan infak untuk mengembangkan uang ini. Tak terkecuali orang-orang terkaya dunia yang belum Islam seperti <span style="font-style: italic;">Warren Buffet, Bill Gates</span>, dan para motivator semisal <span style="font-style: italic;">Robert T. Kiyosaki </span>(penulis <span style="font-style: italic;">Rich Dad Poor Dad</span>), <span style="font-style: italic;">John Assaraf</span> (salah satu kontributor buku <span style="font-style: italic;">the Secret</span>), <span style="font-style: italic;">Jack Canfield </span>(penulis <span style="font-style: italic;">Chicken Soup for the Soul</span>) dan sederet nama lainnya pun merekomendasikan menyumbang untuk memancing uang yang lebih besar.</span><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;">Mengapa berzakat dan berinfak bisa mendongkrak rejeki? Pertama, berzakat dan berinfak berarti membebaskan seseorang dari ikatan hartanya. Berzakat dan berinfak artinya seseorang bukan menjadi budak, tetapi menjadi tuan atas hartanya. Ketika berzakat dan berinfak, seseorang dianggap mampu menundukkan hawa nafsunya untuk memiliki dan menguasai hartanya. <span style="font-style: italic;">Allah memberikan sertifikat kebaikan sempurna bagi manusia yang berhasil memberikan sesuatu yang dicintainya</span> (QS Ali Imran ayat 92). Karena, saat seseorang mampu memberikan yang dicintainya karena Allah, berarti dia hanya tunduk kepada Allah. Dengan ketundukan hanya kepadaNya itu, Allah akan menjadikan mencintainya. Dan sebagaimana seorang kekasih yang selalu diperhatikan keinginannya, menjadi kekasih sang Maha Kaya tentu akan terjamin kebutuhannya. </span><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;">Kedua, secara sunnatullah (hukum ketertarikan) berzakat dan berinfak akan menumbuhkan perasaan keberlimpahan dan kecukupan hati. Frekwensi keberlimpahan itu akan terpancar ke alam semesta dan sesuai tugasnya alam semesta pun memantulkan kelimpahan dan kecukupan kepada si pengirim frekwensi, orang-orang yang berzakat dan berinfak itu. Artinya, orang yang berzakat dan berinfak akan selalu mendapatkan kembali apa yang diberikannya.</span><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;">Jadi, jika anda ingin merdeka, berzakat dan berinfaklah. Bagi yang belum kaya, berzakat dan berinfak akan memerdekakan anda dari kemiskinan. Bagi yang sudah kaya, berzakat dan berinfak akan memerdekakan anda dari ikatan harta, dan itu akan membuat anda semakin kaya.Tidak percaya, silahkan coba.</span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7597136205211881357.post-11873193337993506982008-07-02T01:54:00.000-07:002010-01-26T07:15:01.170-08:00Belajar Sukses dari Kung Fu Panda<span style="font-family:trebuchet ms;">Minggu lalu saya mengantar anak-anak menonton film <span style="font-weight: bold;"> </span><span style="font-style: italic; font-weight: bold;">Kung Fu Panda (KFP)</span>. Film yang sedang ngetop ini sangat menarik. Selain lucu dan menghibur</span><span style="font-family:trebuchet ms;">, film animasi yang berkisah tentang perjalanan seekor panda gendut bernama Po untuk menjadi jagoan kung fu itu sarat nilai dan pesan penting. Bagi anda yang belum menonton, saya cuplikkan ringkasannya.<br /><br /></span><div style="text-align: center;"><span style="font-family:trebuchet ms;">"Alkisah di suatu negeri yang aman damai sentosa, ada pusat perguruan kungfu yang dipimpin oleh seekor kura-kura, Oogaway. Guru perguruan itu, Shifu, tengah melatih lima jagoan kungfu yang salah satunya akan dinominasikan sebagai master naga, jagoan kungfu tak terkalahkan karena mendapatkan dokumen mantra rahasia naga . Ketenangan negeri terkoyak ketika Oogway memberikan ramalan bahwa Tai Lung, alumnus perguruan yang telah membelot yang sudah dipenjara selama 20 tahun karen</span><span style="font-family:trebuchet ms;">a makar, akan kembali untuk merampas dokumen mantra rahasia tersebut. Sehingga perlu dipilih seorang master naga dari kelima jagoan tersebut. Po, si panda gendut sejak lama ingin belajar kungfu. Namun, ayahnya si burung onta, ingin Po meneruskan usaha keluarganya sebagai penjual mie ayam. Bahkan sang ayah berjanji akan memberikan Po resep rahasia jika mau mewarisi usaha mie ayamnya. Singkatnya, Po si panda gendut secara kebetulan terpilih sebagai nominator master naga, dan setelah berlatih keras akhirnya mampu melawan Tai Lung. Sehingga negeri itupun aman dan tenteram kembali. "<br /><br /></span><div style="text-align: left;"><span style="font-family:trebuchet ms;">KFP adalah film tentang <span style="font-weight: bold;">law of attraction</span>, hukum alam yang akhir-akhir ini menjadi trend dunia, yang paling mudah dimengerti. Prinsip dasar hukum ketertarikan adalah alam semesta memantulkan energi yang dikirimkan dan mengembalikan energi serupa kepada si pengirim. A</span><span style="font-family:trebuchet ms;">rtinya, jika dari pikiran dan perasaan kita terpancar energi positif, maka alam semesta akan memberikan hal-hal positif yang kita inginkan kepada kita. Jika anda tidak sempat atau malas membaca buku-buku tentang hukum ketertarikan, maka menonton KFP adalah cara paling menyenangkan untuk mempelajari hukum ketertarikan tersebut.<br /></span> <a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://heroworkshop.files.wordpress.com/2008/06/2008_kung_fu_panda_002.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 193px; height: 213px;" src="http://heroworkshop.files.wordpress.com/2008/06/2008_kung_fu_panda_002.jpg" alt="" border="0" /></a><br /></div></div> <span style="font-family:trebuchet ms;">Banyak pelajaran yang dapat diambil dari KFP. <span style="font-weight: bold;">Pertama</span>, semua hal adalah mungkin. Kemustahilan bisa menjadi nyata. Seekor panda berayahkan burung onta. Seekor kura-kura yang jalannnya ”nunak-nunuk” bisa menjadi master kung fu yang piawai. Dan banyak lagi “hil yang mustahal” seperti kata Asmuni (alm) pelawak Srimulat, yang ternyata tidak mustahil. <br /><br /></span><span style="font-family:trebuchet ms;"><span style="font-weight: bold;">Kedua</span>, kegigihan mengalahkan segala keterbatasan. Seorang pahlawan tidak pernah menyerah, kata Po setelah dikerjain oleh Shifu, master kung fu yang awalnya juga meremehkan kemampuan si panda gendut itu. Po memang tidak pernah menyerah. Semakin dilecehkan, semakin tinggi semangatnya untuk bisa menjadi jagoan kungfu. Po, mempunyai hasrat yang kuat untuk menang atau DESIRE kata Napoleon Hill tentang syarat kesuksesan para tokoh terkaya dunia). Dan Po pun membuktikan ksesuksesannya dengan tips sukses buku <span style="font-style: italic;">Think and Grow Rich</span> yang ditulis Napoleon Hill itu. Memang ada kalanya Po ingin mengundurkan niatnya menjadi jagoan. Tapi itu bukan disebabkan kesulitan yang dihadapinya, tapi lebih karena merasa tidak enak membuat jagoan-jagoan lainnya tidak nyaman dengan keberadaannya. Di sisi sebaliknya, hasrat membara juga mampu mendorong Tai Lung untuk tetap memperjuangkan ambisinya. Hasrat balas dendamnya mampu mendorong Tai Lung meretas rantai tebal yang membelenggunya dan membebaskannya dari penjara bawah tanah dengan penjagaan berlapis-lapis yang telah dihuninya selama 20 tahun.</span> <span style="font-family:trebuchet ms;"><br /><br /><span style="font-weight: bold;">Ketiga</span>, tidak ada yang kebetulan di dunia ini. Allah telah menciptakan dan mengatur seluruh detil perjalanan semua makhluk di dunia ini dengan sempurna. Tidak ada selembar daun pun yang jatuh tanpa kehendak Allah, begitu kata Pak Ary Ginanjar di ESQ. Jadi ketika Po, masuk ke gelanggang pemilihan master naga melalui cara yang spektakuler, terjatuh dari langit akibat ekornya diikatkan pada mercon, kejadian itu bukanlah kebetulan. Po yang memang tertarik untuk belajar kungfu namun awalnya hanya ingin menonton pemilihan itu, telah menjemput takdirnya sebagai pahlawan pembela negaranya dari gangguan musuh. Moment jatuhnya Po dari langit bersama bola api ini menjadi salah satu bukti berlakunya hukum ketertarikan. Ketika Po begitu besar hasratnya untuk menjadi jagoan kungfu, maka sesuai perintah Allah, alam semesta yang mendapatkan frekwensi getaran hasrat Po itu berkonspirasi untuk mewujudkan keinginan Po.<br /><br /></span><span style="font-family:trebuchet ms;"><span style="font-weight: bold;">Keempat</span>, kelemahan adalah kekuatan. Saat ingin belajar kungfu, Po dilecehkan karena badannya yang gendut, penuh dengan lemak bertumpuk yang membuat orang tidak yakin. Jangankan kungfu, untuk melangkah pun sulit. Shifu, sang guru, pada awalnya juga meragukan Po. Dengan pedasnya dia menyindir bahwa kemampuan Po hanyalah menjatuhi lawannya dengan bobot badannya yang luar biasa. Kelebihan berat badan dan tumpukan lemak Po yang dianggap sebagai kelemahan ternyata justru merupakan kekuatannya. Lemak Po berjasa menyelamatkan nyawanya dari totokan maut Tai Lung, si tokoh jahat yang haus kekuasaan itu. Alih-alih melumpuhkan syarafnya, jurus andalan Tai Lung untuk mengalahkan lawan-lawannya itu, bahka membuat si gendut Po terkikik kegelian. Dan seperti ramalan Shifu bahwa Po akan mengalahkan lawannya dengan menjatuhinya, Tai Lung pun tak berdaya saat terjatuh di tangga dengan Po jatuh di atasnya. Sehingga ada pepatah baru, bukannya sudah jatuh tertimpa tanggal tetapi <span style="font-weight: bold;">SUDAH JATUH TERTIMPA PANDA</span>...</span><span style="font-family: trebuchet ms;"> hahahaha </span><br /><br /><span style="font-weight: bold;"> </span><span style="font-family:trebuchet ms;"><span style="font-weight: bold;">Kelima</span>, percaya dan taat kepada atasan. Satu catatan penting lagi dari kesuksesan pencapaian tujuan adalah percaya dan taat kepada atasan. Meskipun pada awalnya Shifu meragukan kemampuan si panda, tapi karena kepercayaannya kepada sang master Oogway bahwa guru pasti memutuskan yang terbaik, maka dia pun taat. Ketaatan pada guru juga ditunjukkan lima jagoan kepada Shifu. Gagal dinominasikan menjadi master naga, alih-alih kelima jagoan tersebut frustasi justru mendukung saingannya, Po untuk menjadi master naga. </span> <span style="font-family:trebuchet ms;">Keenam, mengajar dengan hal yang disukainya. Setiap anak akan belajar secara efektif jika dia menyukai apa yang diajarkan atau siapa yang mengajarkan. Shifu menerapkan hal ini untuk mengajari si panda gendut itu kungfu. Makanan menjadi jurus ampuh untuk membuat Po berlatih lintang pukang. Demi sepotong bakpau, Po mengerahkan seluruh kemampuan kungfunya untuk dapat menangkap bakpau dari tangan gurunya. </span> <span style="font-family:trebuchet ms;">Ketujuh, tidak ada resep rahasia. Master naga akan menjadi jagoan tak terkalahkan setelah mendapatkan gulungan dokumen berisi mantra rahasia. Bayangkan, betapa kecewanya semua jagoan ketika tahu bahwa dokumen yang diperebutkan itu ternyata kosong....tanpa kata. Meski sempat bingung, setelah ayahnya membuka rahasia bahwa tidak ada resep rahasia untuk ramuan mie nya, akhirnya Po menyadari bahwa <span style="font-style: italic;">rahasia kekuatan seorang jagoan bukan pada mantra</span>. Tetapi pada kata ”Percaya”. <span style="font-style: italic;">Ketika anda percaya, maka semuanya menjadi nyata</span>.</span> <span style="font-family:trebuchet ms;"><br /><br /><span style="font-weight: bold;">Kedelapan</span>, berbuat terbaik untuk hari ini. Oogway, si master kura-kura berpesan bahwa : <span style="font-style: italic;">yesterday was history, tomorrrow will be mystery, today is gift. So that’s why it’s call present. </span>Artinya hari ini adalah anugerah terbesar buat kita. Alih-alih memikirkan masa lalu dan masa mendatang, fokuslah pada pada hari ini. Curahkan setiap energi untuk memberikan yang terbaik untuk hari ini. Agar hari ini menjadi sejarah yang indah jika telah menjadi kemarin dan bukan lagi menjadi misteri jika besok telah menjadi hari ini.</span>Unknownnoreply@blogger.com2