Selasa, 05 Agustus 2008

Merdeka itu Berzakat dan Berinfak

Islam diturunkan untuk memerdekakan manusia. Melalui Islam, manusia terbebas dari penjajahan segala hal termasuk manusia lain, harta benda, keluarga bahkan hawa nafsunya sendiri. Satu-satunya ketundukan manusia hanyalah kepada penciptanya, Allah SWT. Mengapa Allah sampai menurunkan 124 ayat Al Qur’an untuk memerintahkan ZIS, mengiming-imingi pahala dan mengancam orang yang melalaikan? Karena sistem zakat, infak, shadaqah ini adalah instrumen penting untuk menjadikan manusia makhluk yang merdeka.

Saat ini mayoritas saudara kita masih terjajah kemiskinan. Sistem distribusi pendapatan dan aset dari ZIS mestinya dapat menghilangkan atau meniminalkan kemiskinan yang terjadi. Sayangnya, pasca khulafaur rasyidin, sejarah mencatat hanya pada masa khalifah Umar bin Abdul Azis lah, dana ZIS cukup untuk membebaskan umat dari kemiskinan. Pada masa itu, zakat yang terkumpul telah berlebih bahkan setelah khalifah memerintahkan untuk melunasi hutang para gharimin dan menikahkan para lajang yang sudah saatnya menikah. Mengapa pada masa itu zakat begitu memberdayakan? Tak lain karena keteladanan sang khalifah. Umar bin Abdul Azis membebaskan dirinya dari ikatan harta dengan menginfakkan seluruh hartanya ke Baitul Maal. Teladan yang diikuti seluruh rakyat ini membuktikan bahwa saat setiap orang mau berzakat dan berinfak, maka tidak ada lagi yang perlu menerima.

Kini, saat ZIS jauh dari cukup untuk sekedar melonggarkan jerat kemiskinan, setiap orang berusaha membebaskan dirinya sendiri dengan berbagai macam cara. Padahal, meski Allah memuji orang yang memilih kekayaan akhirat dibandingkan dunia, Allah telah memberikan cara termudah untuk kaya yaitu berzakat dan berinfak. QS Al Baqarah ayat 261 jelas-jelas menyatakan, setiap sen yang diinvestasikan pada zakat dan infak akan mendapatkan hasil mulai dari 70.000% sampai tak terhingga. Jauh diatas hasil investasi di instrumen keuangan apapun.

Banyak yang telah membuktikah kedahsyatan jurus zakat dan infak untuk mengembangkan uang ini. Tak terkecuali orang-orang terkaya dunia yang belum Islam seperti Warren Buffet, Bill Gates, dan para motivator semisal Robert T. Kiyosaki (penulis Rich Dad Poor Dad), John Assaraf (salah satu kontributor buku the Secret), Jack Canfield (penulis Chicken Soup for the Soul) dan sederet nama lainnya pun merekomendasikan menyumbang untuk memancing uang yang lebih besar.

Mengapa berzakat dan berinfak bisa mendongkrak rejeki? Pertama, berzakat dan berinfak berarti membebaskan seseorang dari ikatan hartanya. Berzakat dan berinfak artinya seseorang bukan menjadi budak, tetapi menjadi tuan atas hartanya. Ketika berzakat dan berinfak, seseorang dianggap mampu menundukkan hawa nafsunya untuk memiliki dan menguasai hartanya. Allah memberikan sertifikat kebaikan sempurna bagi manusia yang berhasil memberikan sesuatu yang dicintainya (QS Ali Imran ayat 92). Karena, saat seseorang mampu memberikan yang dicintainya karena Allah, berarti dia hanya tunduk kepada Allah. Dengan ketundukan hanya kepadaNya itu, Allah akan menjadikan mencintainya. Dan sebagaimana seorang kekasih yang selalu diperhatikan keinginannya, menjadi kekasih sang Maha Kaya tentu akan terjamin kebutuhannya.

Kedua, secara sunnatullah (hukum ketertarikan) berzakat dan berinfak akan menumbuhkan perasaan keberlimpahan dan kecukupan hati. Frekwensi keberlimpahan itu akan terpancar ke alam semesta dan sesuai tugasnya alam semesta pun memantulkan kelimpahan dan kecukupan kepada si pengirim frekwensi, orang-orang yang berzakat dan berinfak itu. Artinya, orang yang berzakat dan berinfak akan selalu mendapatkan kembali apa yang diberikannya.

Jadi, jika anda ingin merdeka, berzakat dan berinfaklah. Bagi yang belum kaya, berzakat dan berinfak akan memerdekakan anda dari kemiskinan. Bagi yang sudah kaya, berzakat dan berinfak akan memerdekakan anda dari ikatan harta, dan itu akan membuat anda semakin kaya.Tidak percaya, silahkan coba.

Tidak ada komentar: