Hari ini saya menemukan buku
yang menarik di rak buku kami. 40 Nasehat Langit judulnya. Karangan Syekh ‘Abd al-Hamid al-Anquri, terbitan Serambi. Buku ini sangat menarik, karena mengajarkan makna akidah dan ibadah berdasarkan hadis ditambah dengan
kisah-kisah yang menginspirasi. Banyak
kisah yang baru bagi saya, sehingga sulit berhenti sebelum
membaca 40 topik tersebut. Buku ini dibuka dengan topik paling mendasar dalam ajaran Islam,
yaitu Tauhid. Inilah kisahnya.
KALIMAT TAUHID, PEMBUKA PINTU-PINTU
SURGA
Rasulullah saw bersabda : ”Siapa bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, maka Allah mengharamkan neraka kepadanya.”
Abu Muhammad ibn Ibrahim al- Washiti
menuturkan, “Seseorang berdiri di padang Arafah. Lalu ia berthawaf
dengan menggenggam tujuh batu. Ia berseru, ‘ Hai batu-batu, saksikanlah bahwa aku telah bersaksi tiada tuhan yang
patut disembah selain Allah dan Muhammad
adalah hamba dan utusan-Nya.’ Orang itu
lalu tertidur dan bermimpi. Dalam mimpinya, ia melihat seakan-akan hari
kiamat telah datang dan ia pun dihisab. Ternyata, ia diputuskan untuk
dimasukkan ke dalam neraka. Ketika para malaikat menggiringnya ke neraka,
tiba-tiba ia melihat satu batu dari
tujuh batu itu melindungi dirinya di depan neraka. Para malaikat penyiksa
berkumpul untuk mengangkat batu-batu itu. Anehnya, mereka tidak sanggup
menggeser batu-batu tersebut barang sedikit pun. Orang itu pun dibawa ke pintu
lainnya. Tiba-tiba ia pun melihat satu batu dari tujuh batu itu yang telah
menutup pintu neraka. Lagi-lagi, para malaikat tidak mampu mengangkat batu itu.
Akhirnya, ia dibawa ke pintu-pintu lainnya sampai pada pintu yang ketujuh,
namun keadaannya pun sama. Di setiap pintu neraka terdapat sebuah batu.
Kemudian, orang itu dibawa ke ‘Arasy. Allah Swt. Berfirman, ‘Hamba-Ku itu telah
disaksikan oleh batu-batu. Batu-batu itu tidak menyia-nyiakan hakmu. Maka,
bagaimana mungkin Aku akan menyia-nyiakan hakmu. Aku menjadi saksi atas
kesaksian yang telah kamu ucapkan. Karena itu, masukkanlah dia ke surga.’
Ketika orang itu telah dekat dengan pintu surga, ternyata pintu-pintu surga
masih terkunci rapat. Tiba-tiba datanglah kesaksian bahwa tidak ada tuhan yang
patut disembah melainkan Allah dan Muhammad adalah Rasulullah. Maka,
pintu-pintu surga terbuka dan orang itu pun memasukinya.”
Selain kisah tersebut,
juga diceritakan bahwa Abu
‘Abd Allah r.a. berkata, “La ilaha illa Allah Muhammad Rasul Allah terdiri atas
24 huruf. Jika seorang hamba mengucapkan kalimat ini dengan jujur, maka Allah
Swt. akan berfirman, ‘Aku telah mendatangkan 24 huruf dan Aku telah menciptakan
waktu sehari semalam selama 24 jam. Setiap
dosa yang kamu perbuat di jam-jam tersebut, baik dosa kecil maupun dosa besar;
dosa yang dilakukan secara terang-terangan maupun dosa yang dilakukan secara
sembunyi-sembunyi; kesalahan yang disengaja maupun kesalahan yang tidak
disengaja; dan dosa yang berupa perkataan maupun dosa yang berupa perbuatan;
maka Aku akan mengampuni dosamu dengan kemuliaan kalimat La ilaha illa Allah
Muhammad Rasul Allah.’”
Diriwayatkan dari ‘Atha’—semoga Allah merahmatinya—mengenai
firman Allah Swt., "Siapa yang membawa kebaikan, maka ia memperoleh
(balasan) yang lebih baik daripadanya.” Yaitu, barang siapa mengucapkan “La
ilaha illa Allah Muhammad Rasul Allah,” maka baginya pahala surga. Dan, “Barang
siapa membawa kejahatan, maka disungkurkanlah muka mereka ke dalam neraka.”
Yakni, barang siapa berbuat syirik akan dijebloskan ke dalam neraka.
Al-Hasan al-Bashri—semoga Allah merahmatinya—meriwayatkan mengenai
firman Allah Swt., “Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula).” Yakni,
tidak ada balasan perkataan “La ilaha illa Allah Muhammad Rasul Allah,” kecuali
surga.
Dalam salah satu riwayat
dikisahkan bahwa ketika Allah
Swt. menenggelamkan Firaun dan
menyelamatkan Musa, Musa berkata, “Ya Allah, tunjukkanlah kepadaku suatu amalan
yang akan saya kerjakan sebagai rasa syukur kepada-Mu, karena nikmat yang telah
Engkau berikan kepadaku.” Maka, Allah Swt.
berfirman, “Hai Musa, katakanlah, ‘La ilaha illa Allah.’ Nabi Musa
a.s. masih belum merasa puas dengan
amalan tersebut dan meminta amalan lainnya. Maka, Allah Swt. berfirman, “Hai Musa, seandainya kamu
meletakkan tujuh langit dan tujuh bumi dalam satu piringan timbangan. Lalu kamu
meletakkan kalimat ‘La ilaha illa Allah’ dalam piringan timbangan lainnya, maka
sungguh piringan timbangan ‘La ilaha illa Allah’ akan lebih berat.’”
Dari kisah-kisah tersebut dikatakan bahwa kalimat “La ilaha illa
Allah” adalah kunci pembuka surga. Namun, setiap kunci mesti ada
gerigi-geriginya hingga kunci itu bisa digunakan untuk membuka pintu. Di antara
gerigi-gerigi itu adalah bersihnya lidah orang yang berzikir dari perkataan
dusta dan ghibah; sucinya hati orang yang khusyuk dari rasa dengki; sucinya perut dari makanan yang haram dan
syubhat; serta sucinya anggota tubuh yang sibuk mengabdi kepada Allah dari
perbuatan maksiat.