Senin, 09 Juni 2008

Zakat Memang Membahagiakan

Maha benar Allah, dengan segala firmanNya.
Kalimat itu sering kita ucapkan setelah membaca Al Qur’an. Begitu saja kita yakini, tanpa pernah kita pikirkan lebih lanjut, apalagi berusaha membuktikannya secara empiris. Isi Al Qur’an adalah semacam key words untuk masuk ke gudang ilmu yang tersimpan di baliknya. Setiap ayatnya mengandung rahasia ilmu yang harus dikuak lebih dalam, tidak sekedar untuk membuktikan kebenarannya, tetapi juga untuk mengetahui hikmah dan mengapa firman Allah menetapkan demikian.


Zakat itu membahagiakan, merupakan janji Allah yang disebutkan dalam QS At Taubah ayat 103. Ayat ini telah diyakini dan dirasakan kebenarannya oleh jutaan orang yang setelah mengeluarkan zakat hidupnya lebih tenteram. Baru-baru ini dilansir hasil penelitian yang membuktikan bahwa beramal (berzakat, infak dan shadaqah) ternyata merupakan jalan utama menunju kebahagiaan.

Adalah Elizabeth W Dunn, seorang profesor dari University of British Columbia, Vancouver yang membuktikannya. Hasil penelitian yang menjadi berita utama Journal Science bulan April ini mengatakan bahwa meskipun harta bertambah, level kebahagiaan justru tidak akan naik. Dunn mengadakan penelitian terhadap 632 orang Amerika dari seluruh negara bagian, yang rata-rata mempunyai gaji USD 20.000-USD 50.000. Para responden tersebut ditanya tentang jumlah pendapatan, bagaimana mereka mengeluarkan uangnya dan kebiasaan mereka beramal Dari responden tersebut diketahui bahwa kebahagiaan tidak ada hubungannya dengan gaji yang mereka peroleh, tetapi mereka justru merasa bahagia saat uangnya mereka gunakan untuk beramal. Untuk lebih mencari tahu hubungan antara kebahagiaan dan beramal, Dunn melakukan penelitian lebih dalam pada 16 responden warga Boston yang menerima bonus bulanan. Ternyata hasil penelitiannya menguatkan hasil penelitian sebelumnya. ”Ada perbedaan besar antara orang yang menghabiskan bonus untuk kesenangan sendiri dengan orang yang menggunakan sebagian bonus tersebut untuk beramal,” kata Dunn. Masih belum puas, Dunn sekali lagi menguji teorinya tersebut kepada seluruh mahasiswa University of British Columbia yang mengikuti kelasnya. Mereka diberi amplop berisi uang dimana sebagian mahasiswa diminta untuk menghabiskan uang tersebut sendiri dan sebagian lainnya diinstruksikan untuk beramal. Seperti yang sudah diduga, mahasiswa yang menggunakan uangnya untuk beramal justru lebih terlihat bahagia ketimbang yang menghabiskan uangnya untuk kepentingan diri sendiri. Dunn mendapatkan gelar doktornya atas penelitiannya bahwa orang-orang yang ramah dan menawan akan mendapatkan hidup yang lebih baik dan nyaman. Akhirnya Dunn menyimpulkan bahwa materi bukanlah ukuran kebahagiaan.

"Jadi jika ingin mencerahkan hari Anda, cobalah menggunakan sebagian uang anda untuk beramal, dan lakukanlah dengan senyuman,” kata Dunn.

Tidak ada komentar: