Minggu, 01 Februari 2009

8 - Lima hari berbagi Kasih di bumi jihad Gaza : Catatan Perjalanan BAZNAS ke Gaza-Palestina

31 Januari 2009

Sabtu pagi, kami direncanakan untuk bertemu keluarga syuhada lain. Mereka akan menjemput kami mengunjungi keluarga-keluarga tersebut sebelum kami meninggalkan Gaza. Tetapi suasana tidak memungkinkan, kami ditemui koordinatornya. Penyerahan bantuan, sisa uang kami terakhir 5.500 euro dilakukan di canadiano cafe, di kompleks RS Asy Shifa.

Canadiano cafe adalah meeting point favorit kami. Pertama, karena letaknya yang strategis, tepat di tengah lokasi RSIA tempat saya menginap dan mes dokter tempat tim bapak-bapak menginap. Kedua, di RSIA tidak ada fasilitas apa-apa, bahkan air putih pun, apalagi air panas dan sarapan. Kami harus menyediakan sendiri kebutuhan kami. Saya yang seharian keluyuran bahkan tidak sempat untuk menukar uang & mampir ke toko membeli apapun untuk persediaan di kamar. Di udara yang dingin membeku ini, secangkir teh atau cokelat panas sangat membantu untuk menghangatkan tubuh. Jadilah saya ke cafe untuk secangkir teh beraroma daun mint sambil menunggu Bapak-bapak saat janjian mau kunjungan. Ketiga, penjaga cafe ini, Yusuf Muhammad, sangat hangat menerima kami. Sambil menunggu bapak-bapak kami mengobrol panjang lebar. Dia menjelaskan foto-foto Gaza lama berbingkai rapi yang terpajang di dinding cafe. Masjid Omar Kabir di tahun 1920 an, Jl Omar Muchtar lama dan sejarah Gaza. Dia juga mengenal Indonesia dari televisi, dan yang paling diidngatnya adalah presiden Soekarno. Waduh, out of date sekali, padahal umur si Yusuf ini belum lewat 30 tahun. Sewaktu saya menanyakan tentang kemungkinan berdamai dengan Israel, dia mengatakan tidak. Meskipun selama ini Israel dan negara-negara pendukungnya berpura-pura baik, memberikan donasi, tapi semuanya palsu. Mereka ingin memusnahkan Palestina, begitu katanya.


Tidak ada komentar: